Share

Part 18

POV Isna

Luka ini hanya aku yang paling tahu. Menjadi terhina di malam yang harusnya aku diratukan oleh lelaki bergelar suami, adalah mimpi paling buruk sepanjang hidup. Berkali-kali menahan isak tangis di malam hari, seolah menjadi rutinitas sejak menikah dengan Mas Restu.

Ah, bahkan, menyebut namanya dengan panggilan kehormatan, mas, hati sangat tidak ikhlas.

Marwah, sebuah nama yang akhirnya aku benci. Iya, hanya mendengar namanya saja hati sudah membencinya apalagi jika bertemu. Namun, aku memilih bertahan menjadi istri formalitasnya karena sebuah kehormatan dan harga diri. Tidak mudah berada dalam posisiku seperti sekarang. Dan akan sangat memalukan jika seorang Isna bercerai hanya karena suami tidak ada hasrat saat bersama. Tekadku sudah bulat, hanya akan berlangsung beberapa bulan saja.

Kadang aku berpikir, seperti apakah sosok yang selalu disebut suamiku dalam tidurnya itu. Apa dia begitu sempurna? Atau, Restu hanya gelap mata saja?

Malam-malam selalu aku lewati dengan meratap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status