Share

Part 23

Hingga malam menjelang, kami kembali tidak bertegur sapa. Rasanya, hati ingin bertanya dengan siapa ia berbicara. Namun, aku tidak berani. Sejenak, entah kenapa jadi lupa hasrat untuk memakan masakan Bu Marini yang memang selalu aku rindukan. Entahlah, aku pernah memberikan makanan itu pada teman satu kantor. Mereka bilang, rasanya biasa saja. Asin dan terkesan tidak ada bumbu. Namun , aku begitu menyukainya. Apa karena dia adalah ibu dari wanita yang aku cintai?

Isna bersiap tidur. Di samping bantal selalu ada novel yang dibaca. Wanita itu menarik selimut sampai dagu. Lalu, memiringkan tubuh menghadap tembok. Beberapa kali di tengah malam aku melihat bahunya terguncang. Mungkin karena menangisi nasib pernikahan kami. Akan tetapi, tetap saja hati ini membeku. Tangan rasanya enggan meraihnya untuk hanya sekadar memberi kehangatan. Aku masih memegang teguh sebuah janji, bahwa hanya Marwah yang ada dalam pikiran dan hati ini.

Entah kenapa, malam ini aku begitu nyaman berlama-lama memand
Nay Azzikra

Hai! Penasaran gak sama sosok Marwah? Yang baca sampai part ini, please dong, kasih komentar biar Othor semangat ketik bab sekanjutnya ....

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rohmah Hudati
penasaran sekali thor, pov marwah dong, yg ortunya selalu kasih makanan yg bikin restu selalu teringat marwah
goodnovel comment avatar
Wiwik Sundari
penasaran dong .....sebetulnya si Marwah itu meninggalkan desa apa melanjutkan sekolah apa kerja sih
goodnovel comment avatar
Handyz Irawan
POV Marwah dong..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status