Share

Part 22

POV RESTU

Aku menatap ransel yang berisi berkas yang harus diserahkan ke kabupaten besok. Di sana, sebagian kertas sudah terkena minyak dari masakan teri yang ada di plastik. Lagi pula, kenapa juga Bu Marini tidak meletakkannya pada toples? Sehingga minyak ataupun teri itu tidak akan tumpah.

Ah, Bu Marini hanya wanita tidak berpengalaman. Memberikan makanan kesukaanku saja sudah termasuk hal yang baik. Mulia sekali hati wanita itu. Di saat aku sudah menyakiti anak gadis kesayangannya, masih saja perhatian. Semua ini karena Isna. Ia kenapa gegabah meletakkan masakan teri ke dalam tas? Jika tidak suka, seharusnya cukup bilang saja padaku. Namun, hendak marah? Aku takut dia akan bercerita pada bapak dan ibunya. Terpaksa, kupendam sendiri saja rasa kesalku. Dan terpaksa lagi, harus ngeprint ulang. Sementara sesuai rencana, pagi buta aku akan langsung berangkat ke kabupaten.

Kulihat Isna yang santai memainkan ponsel. Ada raut wajah sedih di sana. Itu yang membuatku urung pula untuk memprot
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rohmah Hudati
katanya kepala desa ya restu kenapa kamu nggak dewasa sedikitpun, sabar isna kan indah pada waktunya
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
trnyata *taknya restu dtaruh d dengkul y... g bs bedaan baik sm egois.... cinta it mngikhlaskn.... n kelg marwah pingin x mantu mapan... ngangkt derajat.... jls dbela2in lah.... n marwah fix kayak ibuny... g baik... org suruh brbuat dzalim., g mikur prasan permpuan lain.... isna... hempaskn restu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status