Share

Lapar Dua Jenis

"Iya. Aku sangat menyesal karena baru menyadarinya sekarang. Seharusnya aku menerimamu dari dulu," ucap Kanaya yang cengengesan.

"Kau hampir membuat jantungku copot!" Devan mencubit hidung istrinya. "Aku bahagia melihatmu tersenyum dengan manis seperti ini."

"Kamu yang membuatku tersenyum."

"Kamu siapa?"

"Ya, kamu."

"Apa tidak ada panggilan sayangmu untukku?" Kanaya terdiam karena memang selama ini ia tidak pernah memanggil Devan dengan sebutan nama ataupun panggilan lain.

"Aku harus memanggilmu apa?"

"Emm, menurutmu?"

"Bagaimana kalau Cinta, atau Honey, Baby, atau Suamiku?" Devan tertawa mendengar semua ucapan istrinya. Terdengar lucu dengan semua panggilan untuk dirinya itu. Ia sudah hampir kepala tiga. Rasanya terlalu lebay dengan panggilan yang biasanya digunakan oleh anak-anak muda. Meski ia sadar jika istrinya itu memang masih sangat belia.

"Kau masih ingat saat kita pertama kali bertemu di pos ronda?" Kanaya mengangguk. Te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status