Share

Warning! 21+

"Pak Radit? Kenapa tidak diangkat? Mungkin saja dia ingin memakai apartemennya, kita bisa pulang ke rumah." Kanaya duduk tepi di ranjang.

'Ah, sial! Aku lupa peran Radit sekarang ini," umpat Devan dalam hatinya. "Baiklah, aku angkat dulu." Devan mengambil ponselnya dan duduk di sofa yang berada di depan ranjang. "Halo! Ada apa!"

"Tidak mohon maaf, mengganggu. Memang disengaja. Ha ha ha."

"Sialan!" Devan mematikan sambungan telepon lalu menon-aktifkan ponselnya agar tidak ada lagi yang mengganggu kebersamaannya dengan Kanaya. Ia merasa seperti dipermainkan. Hasrat sudah berada di ubun-ubun, harus terjeda karena keisengan saudara angkatnya. 'Awas saja jika bertemu, habis kau, Radit!'

"Apa ada yang penting?" Kanaya menyusul Devan dan duduk di sampingnya.

"Tidak ada, hanya mengingatkan bahwa besok adiknya libur, jadi aku tidak perlu mengantarnya ke sekolah." Devan meletakkan ponselnya dan meraih pundak Kanaya. Ia menciuminya dan itu membuat Kanaya merasa gel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ashilla Dheandra
Q baca ni cerita bikin q naik darah, kek gk niat banget nulisnya atau mungkin masih amatir x ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status