Share

16. Rivaldo Wijaya

Di dalam apartemennya, Max terlihat santai sekali malam ini. Ruangannya yang modern dan minimalis dipenuhi dengan pencahayaan lembut, menciptakan suasana yang tenang dan nyaman.

Sambil menyelonjorkan kakinya di kursi malas, Max menelepon Brama Kumbara, manajernya.

“Bram, tolong kirimkan video dan foto-fotoku saat latihan bersama anak-anak di sekolah sepakbola tadi.”

“Aku baru saja akan mengirimnya. Kamu harus segera mengunggahnya di Instagram, selama tiga hari berturut-turut sesuai perjanjian. Jangan lupa tag nama sekolah sepakbola itu, Max.”

“Sendiko dawuh, Pendekar,” goda Max sambil cekikikan.

“Sialan kau, Max!” omel Brama Kumbara yang gemas karena si bule satu ini semakin fasih saja menggodanya, hasil ajaran rekan sesama timnas asal daerah yang suka usil.

Tak lama kemudian, terdengar notifikasi pesan yang berbunyi berkali-kali. Brama telah mengirimkan video dan foto-foto yang diminta.

Max tersenyum, membuka file tersebut satu per satu.

Dalam sebuah video, Max melihat dirinya ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status