Share

22. Penegasan yang Menusuk

Mia terkejut sekaligus lega ketika pada malam harinya Nathan telah kembali pulang. Suaminya itu tersenyum kepadanya, seolah tak ada yang terjadi.

Mia menelan kebingungannya dengan balas tersenyum.

“Aku tadi pagi tiba-tiba harus pergi. Ada urusan bisnis yang mendesak,” jelas Nathan sambil mengecup keningnya, seolah suaminya itu bisa membaca tanda tanya yang menggantung di matanya.

“Ooh—” Untuk sejenak, Mia kehilangan kata-kata.

Padahal, dia sudah overthinking seharian, berpikir bahwa kepergian Nathan dengan membawa koper tadi pagi ada hubungannya dengan pesan-pesan Max yang sudah terbaca.

“Kamu masak apa untuk makan malam kita hari ini, Sayang?” Suara Nathan memecah lamunan Mia.

“A-aku… maaf, aku belum masak. Kupikir Mas Nathan tidak pulang. Bibik bilang Mas Nathan pergi bawa koper. Mas juga tidak bisa kutelepon seharian tadi, Pak Budi juga. Kupikir—”

“Koper itu punya Alyra,” potong Nathan sebelum Mia selesai bicara, “berisi boneka-bonekanya. Dia minta dibawakan ke rumah sakit buat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anugrah
sumpah rasanya nyesek banget. Mia g pernah minta dinikahi Natan dan g pernah minta untuk dia jadi ayah anaknya. max lebih setia dan lebih baik kayaknya.... buka mata mu Mia!!!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status