Share

52. Kau Tidak Berhak!

Di tengah pembicaraannya dengan Pak Yudha, ponsel Nathan berdering. Nathan melirik Max sejenak, lalu tersenyum pada Yudha. “Maaf. Saya ada telepon penting,” ujarnya sambil bersiap menerima telepon.

“Iya, Mia?” suaranya lembut ketika menyebut nama itu.

Mendengarnya, tiba-tiba saja darah Max berdesir panas. Meskipun ia tahu bahwa Nathan adalah suami dari mantan kekasihnya itu, tapi mendengar nama Mia disebut semesra itu oleh Nathan terasa menggores hatinya.

“Aku sedang di luar kantor. Kenapa? Kamu merindukanku?” Nathan tertawa lirih. “Aku juga,” bisiknya mesra.

Mendengar percakapan intim itu, rahang Max seketika mengeras, pandangannya berubah dingin.

Nathan melirik ke arah Max, senyum licik terbentuk di sudut bibirnya. Dia senang melihat kilatan cemburu yang membara di mata Max. “Bagus, biar kau tahu rasanya,” pikirnya puas. Dia senang berhasil membakar perasaan mantan kekasih istrinya itu.

Sementara itu, si bibik yang sedang menelepon majikannya dari rumah mengerutkan kening mendeng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status