Share

34: Menolak Pertolongan

Pasca melihat visualisasi dari elang pancasona dan tak bisa menemukan Karuna,  Enzi berlari- lari menuruni Gunung Angin seperti orang gila. Dia ingin segera tiba di selatan Gunung Angin tempat permukiman klan Saifi Angin berada. Napasnya merengap dengan dada panas yang berdentam- dentam.

Kaki pemuda itu mulai tak terkendali. Tubuhnya serasa melayang karena kelelahan. Ujung sepatu botnya tersangkut akar pepohonan yang membuat dia jatuh tersungkur. Dalam posisi telungkup, Enzi marah dan terus memukul- mukuli tanah dengan putus asa.

“Sialan! Sialan!” Air matanya mulai berderai. Pemuda itu begitu putus asa dan menderita.

Sebuah suara seakan berdengung di telinganya. “Percuma kau cepat-cepat datang ke sana. Mungkin mereka semua sudah mati! Kau lemah. Kau tak akan bisa menolong mereka. Kau bahkan tak bisa melindungi klanmu sendiri!”

Enzi menangis tanpa suara. Air matanya bercam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status