Share

26. Setelah kepergian Zaara

Di lorong sepi belakang gedung pameran Zaara membiarkan air matanya lolos begitu saja. Dia mendadak melankolis. Dia tidak marah dan sedih saat teman kampusnya membully-nya tetapi dia merasa sedih atas sikap Evelyn padanya di mana dia malu mengakui Zaara sebagai saudarinya. Begitu hinakah Zaara di hadapan semua orang hingga membuat Evelyn merasa malu?

Zaara buru-buru mengusap air matanya agar tak terlihat sehabis menangis.

‘Zaara stupid, ngapain nangis juga,’ rutuk Zaara seraya berjalan menuju toilet gedung tersebut. Dia akan mencuci wajahnya. Dia berjalan mendekati wastafel tetapi mundur beberapa langkah sebab ada seorang gadis juga tengah mencuci tangan di sana.

Hening. Zaara hanya medengar suara air yang mengalir dan gemericiknya mengenai tangan perempuan itu yang tengah dibasuh.

Perempuan itu menoleh pada Zaara dengan tatapan yang tajam dan penuh kebencian. Dia memerhatikan Zaara dari pucuk kepala hingga ujung kaki. Lalu kembali menatap matanya yang sembab sehabis menangis. Seketik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status