Share

27. Dia lagi

***

“Di mana gadis buta itu?” tanya Haidar pada salah satu panitia yang merangkap jadi pemandu pameran. Nafasnya sedikit tersengal-sengal sebab dia setengah berlari demi menemui Zaara.

“Sepertinya sudah pulang Mas,” jawab pemandu tersebut setelah mengedarkan pandangannya ke segala arah, menyisir lorong dan kerumunan pengunjung mahasiswa dari fakultas seni rupa yang berasal dari luar kota.

“Aku meninggalkan gadis itu di lorong C-panel pahatan,” seru Haidar. “Kamu benar ke sana?”

“Masa iya aku berdusta Mas Haidar ini ada-ada saja. Tenang saja, aku tidak membeda-bedakan pengunjung kok Mas. Mereka semua sama. Baik yang buta ataupun normal.”

“Iya-iya aku percaya kamu jujur. Hanya saja sebagian kita menganggap tak lajim melihat seorang tunanetra mengunjungi pameran. Ketika aku berada di luar negeri biasa saja aku melihat orang difabel mengunjungi pameran. Orang sana tidak mengurus orang lain,” papar Haidar yang benar adanya. “Aku hanya iba saja melihat dia sendirian. Tapi aku yakin dia buka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status