Share

29. Pergi ke kedai es krim

Zaara berusaha mencerna perkataan Haikal soal mengajaknya pergi ke kedai es krim. Apa telinga Zaara tidak salah dengar? Apakah Haikal tidak malu mengajaknya karena dia seorang gadis buta?

“Zaara, apa kamu mendengarku?” ulang Haikal dengan tak sabaran. Besar harapannya Zaara mau ikut bersamanya.

“Um … tadi kamu ngomong apa? Aku tidak fokus mendengarnya,” cicit Zaara, masih tak percaya ajakannya.

“Baiklah, jika kamu tak mendengarku lagi, aku pulang nih,” ancam Haikal.

“Ah, iya apa?”

Zaara terlihat meringis.

“Di dekat alun-alun ada kedai es krim baru buka. Aku ingin mengajakmu pergi ke sana. Dengar sekarang?” tegas Haikal. “Aku tidak akan mengulanginya lagi,”

“Um …”

“Yaelah mulai deh, untuk menjawab iya atau tidak saja harus merenung dulu, melakukan kontemplasi, semedi atau apalah,” cibir Haikal yang justru membuat Zaara tertekeh.

“Kamu malah menertawakanku? Memang aku komika begitu?” ucap Haikal berpura-pura ketus padahal dia tengah menikmati cara gadis itu tertawa. Tertawa yang sangat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status