Share

2. Kunjungan Mendadak

Di sisi lain, Andra hanya menghembuskan napas dengan kesal. "Aku pergi dulu kalau begitu. Ini masih pagi dan aku malas berdebat." Andra meraih tas kerjanya. Namun, sebelum pergi dia kembali menatap Kayla yang hanya diam saja. "Pikirkan baik-baik ucapanku tadi. Lagian aku juga belum mau punya anak sekarang. Merepotkan saja!"

Kayla hanya bisa berdiri mematung, menatap punggung Andra yang perlahan pergi meninggalkan dia.

'Aku belum mau punya anak sekarang. Merepotkan saja!'

Jadi, setelah berdebat panjang tadi, intinya Andra tetap tidak ingin punya anak darinya?

Untungnya, pekerjaannya di Rumah Sakit begitu menguras tenaga dan pikiran, hingga ia bisa mengalihkan pikirannya.

Tak terasa, Alana bahkan telah bekerja selama 4 jam.

"Kayla!" panggil Alana yang langsung membuat Kayla menoleh. "Makan siang, yuk!"

Kayla mengusap keringat di wajahnya. "Yuk. Pas banget sebentar lagi juga jam istirahat."

"Gimana UGD hari ini? Aku lihat banyak pasien yang masuk."

Kayla mengangguk lemah. "Benar-benar full. Kakiku rasanya capek banget."

Kedua wanita berpakaian putih itu berjalan menuju kantin rumah sakit, untuk membeli makan siang.

"Tadi malam gimana?" tanya Alana dengan senyum jahil. Dia menyenggol bahu temannya dengan penasaran.

Kayla memaksakan senyumnya dengan lebar. Dia tidak mungkin menceritakan hal buruk dalam rumah tangganya bersama Andra kepada Alana bukan?

"Oke. Saran kamu manjur. Mas Andra langsung klepek-klepek begitu aku pakai lingerie seksi," cicit Kayla dengan tawa yang dipaksakan.

"Apa kataku!" Alana mengajak Kayla menuju kantin yang menjual soto ayam. "Makan soto enak kayanya."

"Yuk! Aku juga lagi mau yang segar-segar," balas Kayla.

Mereka berdua berjalan dengan sesekali berbincang mengenai malam tadi. Kayla hanya menceritakan khayalannya saja karena semua itu tidak pernah terjadi.

Jangankan bercinta, saling bersapa saja rasanya sudah sangat susah.

Hatinya seketika kembali pedih.

Untungnya, antrean soto ayam tak terlalu panjang.

Jadi, keduanya pun duduk setelah memesan.Namun, tiba-tiba saja keadaan rumah sakit terlihat cukup ramai dengan kedatangan sekelompok orang yang membuat Kayla dan Alana saling pandang.

"Siapa yang datang?"

Bersamaan dengan itu, ada notifikasi grup yang masuk secara bersamaan di ponsel Kayla dan Alana.

[Cucu Tuan Wisnu Dewanta melakukan sidak mendadak di rumah sakit. Semuanya berkumpul!]

Hah? Sidak?

Semua pegawai rumah sakit yang baru akan beristirahat, langsung bergerak cepat ketika menerima pesan masuk tadi.

Termasuk Kayla dan Alana.

Mereka kembali bekerja seperti semula karena jam istirahat yang memang masih satu jam lagi.

Kalau sampai cucu Wisnu Dewanta itu tahu, bisa-bisa ada pemecatan massal di rumah sakit siang ini!

Dari kabar burung yang beredar, cucu sulung Tuan Wisnu terkenal dingin dan begitu disiplin. Dia juga tidak mentolerir kesalahan sekecil apa pun.

Jadi, jika mereka tetap diam di kantin, itu sama saja dengan bunuh diri.

"Apa cucu Tuan Wisnu pernah datang sebelumnya ke rumah sakit ini?" tanya Kayla dengan sedikit berbisik.

Jujur, selama dia bekerja di rumah sakit kurang lebih tiga tahun, Kayla tidak pernah melihat cucu sulung Tuan Wisnu.

Biasanya yang datang untuk memeriksa rumah sakit adalah cucu Tuan Wisnu yang lain.

Sembari membicarakan tentang seseorang yang belum tahu seperti apa wujudnya, mereka kembali bekerja di unit gawat darurat, dan Kayla juga melihat wajah beberapa dokter mulai sedikit pucat.

"Aku nggak tau. Kabarnya, sih, dia baru kembali lagi dari Belanda. Jadi, sepertinya dia baru berkunjung hari ini."

Mendengar ucapan sahabatnya, Kayla mengangguk paham.

Rumah sakit tempatnya bekerja memang rumah sakit swasta di bawah naungan D&W Farmasi. Salah satu cabang perusahaan yang ada di D&W Company.

Untungnya, Kayla dan Alana bisa ke post mereka masing-masing.

Akan tetapi ... saat mereka sudah kembali sibuk dengan pekerjaan, suara sirine ambulance tiba-tiba terdengar menandakan jika ada pasien yang masuk!

Kayla yang memang bertugas di unit gawat darurat langsung bergegas untuk keluar.

Namun, karena terlalu terburu-buru Kayla sampai tidak melihat jika ada orang-orang yang masuk ke dalam rumah sakit.

Brak!

Wanita itu terjatuh ketika dia menabrak seseorang dengan keras. Kayla sedikit meringis dengan menyentuh bahunya.

"Tuan Saga, Anda baik-baik saja?" Suara seseorang mulai menyadarkan Kayla yang terdiam sejenak.

Kayla langsung mendongak ketika mendengar suara seseorang. Barulah setelah itu matanya menangkap sosok pria bertubuh tinggi yang sedang mengulurkan tangan ke arahnya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya pria yang memiliki suara berat itu.

Kayla terdiam. Dia mengamati wajah pria yang dipanggil Tuan Saga barusan. Rahangnya begitu tegas, membuat wajah Saga tampak garang.

"Nona?" panggil pria itu dengan alis terangkat ketika melihat Kayla diam saja.

"Ah, ya, aku baik-baik saja." Kayla menerima uluran tangan pria itu. "Terima kasih, Tuan. Maaf, saya sedang terburu-buru tadi karena ada ambulance yang akan masuk."

"Ya, tidak masalah."

"Mari, Tuan. Pertemuan kita sebentar lagi," bisik seseorang berpakaian rapi yang berdiri di samping pria bernama Saga tersebut.

Pria itu mengangguk dengan wajah tenang. Sesaat dia melihat kembali ke arah Kayla yang tampak tak asing baginya. Namun, mendengar perkataan asistennya yang berkali-kali, akhirnya meninggalkan Kayla yang masih berdiri dengan menunduk.

"Dia siapa? Kok, wajahnya kaya nggak asing?" batin Kayla dengan menatap punggung lebar milik pria yang belum dia tahu identitasnya.

Saga?

Kayla yakin dia tidak tahu atau kenal dengan pria bernama Saga, tetapi kenapa Saga terus memerhatikannya sejak tadi?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status