Share

Iblis Neraka

Darah segar terlihat meleleh di bibir Rajaputra Aruna.

"Huk..huk...!" beberapa kali Anak Raja yang kini tinggal sendiri itu terbatuk. Berkali-kali tangan kanannya menyeka darah yang mengajak sungai dibibirnya. "Kurang ajar, hebat juga senapati tengik ini! Paru-paruku seperti mau pecah dibuatnya!"

Menyadari kemampuan kanuragan Sadnya yang tak bisa dianggap main-main, Rajaputra Aruna lantas membenahi posisinya. Kini ia duduk bersila ditempatnya semula. Sebuah cabang besar pohon loa.

Kedua tangan Rajaputra Aruna bertangkup dan membentuk sikap seperti orang bersujud di atas kepalanya. Mulutnya kembali berkomat-kamit. Sesekali mulutnya terbuka dan memamerkan gigi yang merah karena darah.

"Antu banyu...Antu banyu datanglah...! Antu banyu...Antu banyu datanglah...!"

"Hasutlah manusia...! Hasutlah manusia...!"

"Sebab kegelapan adalah kebenaran! Sebab gelap adalah kebenaran!"

Mantera terus diucapkan berulang-ulang oleh Rajaputra Aruna. Wajahnya mulai menegang. Satu dua keringat mengalir dikeni
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status