Share

Ukiran Kepala Burung Rangkong

"Benarkah apa yang kalian katakan?" mulut Pak Cik terbuka lebar. Terperangah. Matanya menyipit. Antara tak percaya bercampur curiga. Pikirannya berbalik arah. Mencoba mengingat peristiwa tersembunyi setahun yang lalu.

"Hei Pak Cik! Kenapa kau menatap kami begitu curiga?" protes Candra sambil mengibaskan tangannya perlahan di depan muka Pak Cik.

Sontak sikap Candra itu mengagetkan Pak Cik. Lelaki paruh baya itu mengendurkan urat-urat diwajahnya. Tapi ia masih tetap terlihat belum bisa menyembunyikan kecurigaannya.

"Ah...kau masih belum percaya siapa kami sesungguhnya?" kali ini Aditya yang bersuara. "Pak Cik, mungkin kami perlu cerita lebih banyak agar kau percaya pada kami. Itupun dengan syarat kalau kau benar-benar seorang Melayu sejati!"

Suara Aditya terdengar lebih tegas dari sebelumnya.

Pak Cik yang belum lagi bisa menguasai diri sepenuhnya kembali tertekan oleh ketegasan Aditya. Kali ini terdengar hembusan nafas panjang dari Pak Cik.

"Aku tak punya pilihan. Mau tak mau aku harus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status