Share

Sriwijaya, Negeri Ambisius

Suasana ruang tamu rumah panggung Pak Cik berubah jadi lebih santai. Kilat mata Nadir yang semula menampakkan ketidaksukaan dan curiga, kini terlihat lebih bersahabat.

Suasana jadi lebih hidup saat Pak Cik meminta Nadir mengeluarkan seteko tuak lengkap dengan cangkir bambunya.

"Naaaah...sekarang kita bisa lebih santai. Kalian berdua dan aku sekarang bisa berbagi cerita dengan tenang," ujar Pak Cik pada Aditya dan Candra dengan senyum renyah dibibirnya.

Aditya dan Candra menyambut sikap ramah Pak Cik dengan baik.

"Ahhh...kami berdua terlalu merepotkan Pak Cik," sambut Aditya berbasa-basi.

"Haha...pandai kau berbasa-basi Aditya! Ayo...kita minum bersama-sama!"

"Terimakasih Pak Cik!"

Ketiganya, mulai menikmati tuak aren yang dituangkan Nadir pada cangkir bambu masing-masing. Tapi itu tak cukup untuk membuat Pak Cik mengurungkan desakannya pada kedua telik sandi muda Melayu untuk bercerita.

"Segaaar...! Tapi kenapa kalian belum cerita padaku?" desak Pak Cik kembali.

"Ehmmm...baiklah Pak C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ken Matahari
Mohon maaf. Penulis baru bisa up date karena baru pulih.
goodnovel comment avatar
MOH ANWARI,S.Pd.I
mana updatenya Thor?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status