Share

105. Sihir Penjerat Arwah

Dewa Geli terus berjalan menuruni Puncak Kupu-kupu. Sebentar-sebentar dia menoleh ke belakang seperti ada sesuatu yang dikhawatirkannya. Saat mencapai pertengahan bukit, Dewa Geli menghentikan langkah. Sekujur tubuhnya amat lemah dan tak bertenaga. Wajahnya pun terlihat memucat karena dia merasa seluruh tenaganya telah hilang entah ke mana.

Perlahan-lahan sepasang kaki Dewa Geli menekuk. Lalu, dia jatuh terduduk. Kain baju yang dikenakannya basah kuyup oleh cairan keringat yang terus keluar, padahal hawa udara cukup dingin menusuk.

Bocah yang pernah tinggal di kerajaan siluman itu masih mencoba untuk tertawa. Tapi, tawanya kali ini terdengar sengau dan sama sekali tak menyiratkan kegembiraan. Apa yang terjadi?

"Apa yang ku khawatirkan telah terjadi kini. Pukulan 'Sihir Penjerat Arwah' telah membuatku lumpuh...," gumam Dewa Geli dengan tatapan kosong.

"Untung saja aku dapat mengelabuhi perempuan jahat itu. Dia tidak tahu kalau ilmu pukulannya mampu menembu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status