Share

Bab 141

“Aku ….” Winda mendadak tidak tahu harus berbuat apa dan wajahnya semakin memerah.

 Hengky menatapnya beberapa detik sambil berusaha keras menekan perasaannya yang semakin berkobar. Dengan suara berat dia berkata, “Cepat bangun.”

Ekspresi malu di wajah Winda perlahan memudar. Dia menatap wajah Hengky dan menemukan ekspresi lelaki itu sudah kembali dingin. Tidak terlihat sedikitpun perubahan emosi di sana. Akan tetapi kerutan di kening lelaki itu menunjukkan perasaan lelaki itu yang sesungguhnya.

Winda menatap wajah dingin tersebut selama beberapa saat dan mendadak merasa tidak terima. Dia memanfaatkan kesempatan ketika lelaki itu berbicara untuk mengecup bibir Hengky. Kecupan itu menghentikan semua ucapan lelaki itu.

Mata Hengky melebar dan satu detik kemudian kedua tangannya memegang bahu Winda dan menjauhkan tubuh perempuan itu. Setelah itu Hengky mendudukkan tubuhnya. Detik ketika Winda didorong menjauh, perasaan kecewa menghampiri hatinya.

Dia menatap Hengky yang merapikan jasnya d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status