Share

Bab 143

Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat layar ponselnya dengan kening berkerut. Detik selanjutnya Winda langsung memutuskan sambungan telepon. Hengky menoleh ke arahnya dengan sorot penuh tanya.

Winda memasukkan kembali ponselnya dan ketika mendongak, Hengky sudah mengalihkan tatapannya lagi.

“Papa minta aku pulang,” ujar Winda menjelaskan. Dia menoleh ke arah Santo dan berkata, “Tolong setelah antar dia ke rumah sakit, minta Willy periksa lukanya.”

“Biar Santo yang antar kamu. Kakimu terluka dan nggak aman kalau mengendarai mobil sendiri,” ujar Hengky.

“Kam-“

“Kamu mau aku yang antar kamu?” potong Hengky.

Winda membelalakkan matanya sambil mengibaskan tangannya berkata, “Nggak perlu, Santo yang antar aku saja.”

Kepulangannya kali ini pasti karena berita yang tengah heboh itu. Kemungkinan besar kepulangannya kali ini akan membuat dia dan ayahnya berantem. Winda tidak ingin Hengky melihat hal itu. Lelaki itu mengangguk tanpa mengatakan apa pun lagi.

“Nanti kamu kembali ke rumah sakit dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status