"Kamu haid?"Jaka terkejut ketika melihat alat vitalnya berlumuran darah."Berhubungan saat datang bulan berisiko buat kesehatan."Minarti berusaha tersenyum di tengah rasa sakit luar biasa."Bukan darah haid."Jaka memandang tak berkedip perempuan dalam tindihannya. Mata bening kebiruan itu mengguyur sejuk dan menghempaskan pada kenyataan yang sulit dipercaya."Aku bercinta dengan suamiku tanpa penetrasi. Kami ingin mempersembahkan untuk pangeran."Mereka merasa bangga putera mahkota sudi memberkati pernikahan mereka dengan bercinta, sepekan pula.Sebuah logika unik.Minarti sangat bahagia saat pangeran menghantamnya dengan sangat bernafsu, pesonanya berarti mampu memancing gairah, meski ia kesakitan tiada tara."Kau mestinya bilang." Jaka mengecup bibir sensual itu dengan mesra. "Maafkan aku sudah berbuat kasar.""Pangeran bebas berbuat sekehendak hati terhadap diriku. Kepuasan pangeran adalah kehormatan bagiku. Maafkan aku sudah mengecewakan pangeran karena kelewat mellow."Jaka be
"Begitulah perempuan, Gemblung."Jaka memacu kuda dengan cepat melintasi jalan berkerikil di Hutan Gerimis."Kalau sudah kepingin, di atas rumput pun jadi."Jaka sebenarnya tidak enak seolah menghinakan perempuan, tapi Melati mendesak untuk dihinakan."Yang Mulia menjatuhkan martabat sendiri," kata si Gemblung. "Masa putera mahkota bercinta di semak-semak?""Di depan cinta semua insan sama, Gemblung. Tidak ada yang bermartabat, semua bermuka syahwat."Sekarang Jaka bebas mengembara seorang diri. Ia pusing berkelana ditemani perempuan, pikirannya sulit jernih.Perjalanan menjadi Raja Agung bukan persoalan yang mesti diselesaikan dengan wanita.Jaka berkewajiban mempersatukan kerajaan di seluruh jazirah ini di bawah kekuasaan Raja Agung."Kita kemalaman di hutan gerimis, Gemblung," ujar Jaka. "Aku jadi teringat pertama kali datang ke negeri ini.""Hutan Gerimis sekarang sangat nyaman, tidak menyeramkan seperti dulu.""Karena sudah tidak ada lagi cerita cinta yang tertinggal."Mereka tid
Ratu Singkawang dan Maharini mempunyai kemiripan yang sulit dibedakan, seperti Nyi Ratu Suri dan Dewi Anjani."Bercintalah dengan Ratu Singkawang, maka kau serasa bercinta dengan Maharini."Jaka teringat ucapan puteri mahkota saat meluapkan kecemburuannya kepada Puteri Rinjani."Bercintalah dengan kambing, maka kau serasa bercinta dengan si Rinjani!"Sebagai calon Raja Agung, Jaka mestinya curiga di atas organ intim perempuan ini tidak terpasang anting-anting, tapi sebagai ksatria mata keranjang...mana peduli!Perjalanan semakin panjang dengan kejadian salah terkam ini. Maharini menuntut segera diangkat menjadi permaisuri."Aku sudah bilang ada risikonya, kau bilang bodo amat.""Tapi masa minta secepat itu? Aku selesaikan dulu urusan di kerajaan Selatan.""Kalau menunggu urusanmu selesai, perutku keburu buncit! Masa puteri mahkota hamil di luar nikah?"Perempuan di jazirah ini memiliki kebiasaan membuka pintu kehamilan setiap kali berhubungan intim dengan bangsa manusia, mereka mengin
Sambil memeluk Maharini yang duduk di pangkuannya, Jaka memejamkan mata dan memusatkan perhatian untuk menggunakan ilmu Pindah Raga.Kemudian mereka muncul secara tiba-tiba di depan pintu kamar di mana Pangeran Mellow menginap.Jaka mengeringkan keringat yang menetes di keningnya. Ia mengeluarkan energi cukup besar untuk membawa Maharini bersamanya."Ayahandamu menginap di kamar ini," kata Jaka. "Di dalam ada perempuan muda dan cantik seumuran denganmu."Jaka pikir perempuan itu adalah istri baru Pangeran Mellow, bukan sekedar cinta satu malam.Ia melihat kotak baju berisi pakaian wanita dan peralatan kecantikan di dalam kamar, sebuah perlengkapan sebagaimana umumnya untuk bepergian."Bukan kesalahan, ayahandamu menikah lagi," ucap Jaka. "Jadi aku harap kau tidak marah.""Aku hanya kecewa," keluh Maharini. "Ayahanda mestinya minta pendapatku lebih dahulu, aku tidak mau ia gagal dua kali."Ritual penyatuan adalah perkara sakral yang seyogyanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Perpisa
Mereka sudah berada kembali di dangau saat hujan gerimis menjelang dini hari.Udara dingin mencucuk tubuh.Si Gemblung dan kuda betina berteduh di depan balai dangau. Mereka bercinta dengan seru untuk menghangatkan badan."Kurang ajar," geram Jaka. "Kau sungguh makhluk yang tidak punya sopan santun di hadapan majikan.""Yayang Melly mengajak bercinta, Yang Mulia," dalih si Gemblung. "Aku insan biasa yang tak luput dari birahi."Si Gemblung adalah gambaran tuannya, betina pasti ketagihan kalau sudah bercinta dengannya.Edannya percintaan mereka seolah ingin memancing pengantin baru."Aku sebenarnya kepingin," bisik Maharini seraya duduk di pangkuan suaminya untuk menghangatkan tubuh. "Tapi masih perih banget."Jaka justru tidak berhasrat lagi. Ia kehabisan energi untuk pulang pergi ke kerajaan Timur dalam satu malam.Semakin banyak beban yang dibawa dalam pindah raga semakin banyak energi yang dibutuhkan.Jaka pasti tidak sanggup jika Maharini menginginkan."Besok pagi kita mesti melan
Jaka muncul secara tiba-tiba di dalam labirin pesanggrahan leluhur. Ia melihat Nyi Ratu Suri sedang bertafakur dalam puncak keheningan."Maafkan aku mengganggu tirakatmu," kata Jaka. "Ratu Nusa Kencana sampai merepotkan prajurit untuk memaksaku pulang."Nyi Ratu Suri menoleh dengan terkejut, ia bertanya, "Bagaimana kau bisa masuk ke bilik labirin?""Sekedar mencoba, dan berhasil."Jaka tidak melihat Ratu Singkawang di bilik itu, ia bertanya, "Apakah ratu ketiga pulang ke alam roh?""Aku tidak tahu keberadaannya," jawab Nyi Ratu Suri. "Apakah ia pulang ke alam roh atau CLBK dengan Pangeran Sundalarang? Tapi biarkanlah, kau tidak perlu mencarinya.""Lalu bagaimana dengan Raden Mas Arya yang bersemedi di luar?""Let it be." "Ia meminta bantuan Ratu Purbasari, dan ratu itu menekanku untuk membantu leluhurku."Nyi Ratu Suri mendesah seolah merasa terganggu dengan pembahasan masalah itu."Aku terpaksa pulang untuk menyelesaikan persoalan ini.""Lalu kau akan memaksaku untuk pergi ke alam r
Jaka muncul kembali di dekat kuda coklat di Hutan Gerimis."Urusan di istana sudah beres Yang Mulia?" tanya si Gemblung."Mestinya beres kalau mereka berpikir bijak," jawab Jaka. "Tapi istana kekurangan pemikir bijak.""Beruntung aku makhluk tidak berakal, jadi tidak perlu berpikir.""Makhluk berakal juga banyak yang tidak berpikir."Ratu Nusa Kencana hanya memikirkan kepentingan Raden Mas Arya Bimantara, tapi mengabaikan perasaan Nyi Ratu Suri.Barangkali sri ratu berharap dengan berpihak kepada leluhur garwanya selaku ketua Dewan Agung, maka Nusa Kencana mendapat keringanan untuk setiap bencana yang terjadi.Padahal semua pejabat istana tahu, ia takut kehilangan cinta Pangeran Wikudara kalau membela Nyi Ratu Suri."Aku kira sri baginda ingin mengakhiri perjanjian leluhur karena Raden Mas Arya Bimantara sudah mencapai kedudukan tertinggi di alam roh," kata Jaka. "Ia merasa perjanjian itu sudah tidak memberi manfaat baginya.""Barangkali gusti ratu kecewa dengan perjanjian leluhur, ia
"Kalian mesti hati-hati dalam penyamaran sebagai rombongan saudagar kain tenun."Jatayu memberi wejangan kepada beberapa perempuan cantik yang akan menjalankan misi di Kadipaten Selatan.Jatayu adalah kepala telik sandi kerajaan Selatan."Jangan sekali-kali berbuat sesuatu yang justru membongkar penyamaran kalian." Penyusupan kali ini dilakukan pendekar wanita, setelah telik sandi mengalami kegagalan karena banyak yang tertangkap.Beruntung retorika Ratu Selatan bagus sehingga lolos dari embargo perserikatan kerajaan."Misalnya kalian banyak berkunjung ke toko perhiasan, itulah kasus terakhir yang sempat heboh padahal sedang menyamar sebagai juru masak, gara-gara melibatkan perasaan terlalu jauh dan jatuh cinta kepada penjaga toko."Para perempuan muda itu adalah pendekar bayaran yang belum terkenal tetapi berilmu tinggi."Dengan kecantikan kalian, aku berharap kalian mampu membujuk tokoh atau pejabat distrik di Kadipaten Selatan untuk memberontak."Mereka akan masuk secara legal den