Jaka muncul secara tiba-tiba di dalam labirin pesanggrahan leluhur. Ia melihat Nyi Ratu Suri sedang bertafakur dalam puncak keheningan."Maafkan aku mengganggu tirakatmu," kata Jaka. "Ratu Nusa Kencana sampai merepotkan prajurit untuk memaksaku pulang."Nyi Ratu Suri menoleh dengan terkejut, ia bertanya, "Bagaimana kau bisa masuk ke bilik labirin?""Sekedar mencoba, dan berhasil."Jaka tidak melihat Ratu Singkawang di bilik itu, ia bertanya, "Apakah ratu ketiga pulang ke alam roh?""Aku tidak tahu keberadaannya," jawab Nyi Ratu Suri. "Apakah ia pulang ke alam roh atau CLBK dengan Pangeran Sundalarang? Tapi biarkanlah, kau tidak perlu mencarinya.""Lalu bagaimana dengan Raden Mas Arya yang bersemedi di luar?""Let it be." "Ia meminta bantuan Ratu Purbasari, dan ratu itu menekanku untuk membantu leluhurku."Nyi Ratu Suri mendesah seolah merasa terganggu dengan pembahasan masalah itu."Aku terpaksa pulang untuk menyelesaikan persoalan ini.""Lalu kau akan memaksaku untuk pergi ke alam r
Jaka muncul kembali di dekat kuda coklat di Hutan Gerimis."Urusan di istana sudah beres Yang Mulia?" tanya si Gemblung."Mestinya beres kalau mereka berpikir bijak," jawab Jaka. "Tapi istana kekurangan pemikir bijak.""Beruntung aku makhluk tidak berakal, jadi tidak perlu berpikir.""Makhluk berakal juga banyak yang tidak berpikir."Ratu Nusa Kencana hanya memikirkan kepentingan Raden Mas Arya Bimantara, tapi mengabaikan perasaan Nyi Ratu Suri.Barangkali sri ratu berharap dengan berpihak kepada leluhur garwanya selaku ketua Dewan Agung, maka Nusa Kencana mendapat keringanan untuk setiap bencana yang terjadi.Padahal semua pejabat istana tahu, ia takut kehilangan cinta Pangeran Wikudara kalau membela Nyi Ratu Suri."Aku kira sri baginda ingin mengakhiri perjanjian leluhur karena Raden Mas Arya Bimantara sudah mencapai kedudukan tertinggi di alam roh," kata Jaka. "Ia merasa perjanjian itu sudah tidak memberi manfaat baginya.""Barangkali gusti ratu kecewa dengan perjanjian leluhur, ia
"Kalian mesti hati-hati dalam penyamaran sebagai rombongan saudagar kain tenun."Jatayu memberi wejangan kepada beberapa perempuan cantik yang akan menjalankan misi di Kadipaten Selatan.Jatayu adalah kepala telik sandi kerajaan Selatan."Jangan sekali-kali berbuat sesuatu yang justru membongkar penyamaran kalian." Penyusupan kali ini dilakukan pendekar wanita, setelah telik sandi mengalami kegagalan karena banyak yang tertangkap.Beruntung retorika Ratu Selatan bagus sehingga lolos dari embargo perserikatan kerajaan."Misalnya kalian banyak berkunjung ke toko perhiasan, itulah kasus terakhir yang sempat heboh padahal sedang menyamar sebagai juru masak, gara-gara melibatkan perasaan terlalu jauh dan jatuh cinta kepada penjaga toko."Para perempuan muda itu adalah pendekar bayaran yang belum terkenal tetapi berilmu tinggi."Dengan kecantikan kalian, aku berharap kalian mampu membujuk tokoh atau pejabat distrik di Kadipaten Selatan untuk memberontak."Mereka akan masuk secara legal den
"Itu mereka."Sanjaya bersiap-siap menyambut kedatangan Rangkuti dan rombongan di tepi sungai.Sebuah perahu nelayan tampak menyeberang sungai di bawah keremangan cahaya rembulan tertutup mega."Bregada perbatasan tidak ada yang mengejar, berarti pelarian mereka tidak terendus oleh telik sandi.""Permintaan suaka mereka menambah ketegangan hubungan antara dua kerajaan," kata komandan legiun. "Mereka beruntung dapat menyeberangi perbatasan tanpa ancaman.""Barangkali juga mereka dibiarkan mencari suaka karena menjadi benalu bagi monarki kerajaan."Perahu menepi, mereka berloncatan ke daratan. Rangkuti mendorong perahu ke tengah sungai dan hanyut menuju ke muara di Laut Selatan.Rangkuti dan Sanjaya berpelukan dengan hangat, kemudian ia memperkenalkan kawan-kawannya, semua berjumlah sepuluh pendekar, mayoritas berusia sebaya."Nah, pendekar muda ini namanya Thai Lu," kata Rangkuti. "Ia junior kita sewaktu kuliah di bumi pertiwi.""Aku seangkatan dengan Pangeran Nusa Kencana," ujar Thai
Sanjaya terkejut. "Maksud gusti pangeran apa?""Mereka bukan kabur dari bui. Mereka sengaja dibebaskan untuk menyusup ke Kadipaten Selatan dan menguasai keraton dengan memanfaatkan persahabatan kalian."Sanjaya memandang Rangkuti tanpa berkedip, sinar matanya memancarkan kekecewaan yang sulit dilukiskan."Aku sungguh tak percaya dengan apa yang kau lakukan, Rangkuti. Aku benar-benar tulus menolongmu, tapi kau khianati persahabatan kita.""Jangan sesali apa yang telah terjadi, Sanjaya," kata Jaka. "Terpenting ke depannya tidak berbuat kesalahan serupa, sebab kau bukan keledai.""Patik akan selalu ingat petuah gusti pangeran."Sanjaya sangat terpukul mendapati kenyataan itu. Persahabatan mereka mesti berakhir dengan tragedi memalukan.Ia merasa sudah tertipu mentah-mentah! Kedatangan Pangeran Nusa Kencana di sungai perbatasan kiranya bukan untuk pemberkatan, tapi menyelamatkannya dari pengkhianatan!"Maafkan atas kebodohan patik, gusti pangeran," sesal Sanjaya. "Patik mengira Rangkuti
Pertarungan antara Jaka dan enam tokoh sakti dari Selatan berjalan sengit, sementara dua lagi dihadapi Sanjaya dan komandan legiun.Daun-daun berguguran terkena pukulan dahsyat yang nyasar. Kereta hancur dan kuda kabur menyelamatkan diri.Kuda coklat milik Jaka bersembunyi di balik pohon besar."Kalian sungguh tidak tahu diuntung!" kata Sanjaya. "Aku menerima kalian baik-baik, tapi kebaikanku dimanfaatkan dengan keji!"Sanjaya mengirim kombinasi pukulan dan tendangan, pendekar bercambang lebat menangkis dan menghindar.Sesekali pendekar itu melancarkan serangan dan mengenai udara.Ia kesulitan mendaratkan pukulan karena Sanjaya bukan pendekar kaleng-kaleng."Kau lumayan juga, Sanjaya," puji pendekar bercambang lebat. "Aku kira ucapan Pangeran Nusa Kencana benar juga bayaranku terlalu murah.""Aku lebih dari lumayan, cambang jelek!" geram Sanjaya. "Kau kurang jauh jalan-jalannya! Tidak tahu dalamnya sungai dan tingginya pohon!""Kau betul juga! Aku mesti tahu tingginya pohon!"Pendekar
Selesai urusan di sungai perbatasan, Jaka segera memacu kuda menuju ke jalur perdagangan internasional.Ia ingin mencegat rombongan Liang Thai yang menyamar menjadi saudagar kain tenun untuk membantu perjuangan Thai Lu dan kawan-kawan.Liang Thai sangat berpotensi menghancurkan istana Kadipaten Selatan dengan beberapa perempuan eksotik."Wanita adalah kelemahan utama pejabat di Kadipaten Selatan," kata Jaka. "Cukup sekali terjadi skandal memalukan itu.""Aku kira para pejabat itu tidak bersalah," sahut si Gemblung. "Mereka diracuni tuak oleh Jatayu dan Lojin.""Pertanyaannya, mengapa mereka tidak curiga sama sekali? Mereka pasti mengenal kepala dan wakil kepala telik sandi dari kerajaan Selatan.""Mereka terpesona dengan pertunjukan opera dari kerajaan Barat sehingga tidak menyadari minumannya diracuni."Jaka sulit menerima kecerobohan itu meski mengakui kelemahan lelaki adalah wanita.Para pejabat itu mestinya sadar kalau tindak tanduk mereka menjadi perhatian publik.Di dalam rombon
"Bagus sekali kuda itu!"Pendekar brewok memandang kuda coklat dengan sinar mata seperti melihat penari striptis."Kuda milik siapa?""Milikku," jawab Jaka."Boleh kupinjam untuk membantu perjuangan?"Jaka menoleh kepada pria yang duduk di sebelahnya dengan acuh tak acuh. "Perjuangan apa?"Pendekar brewok menilik penampilannya, kemudian menjawab, "Kelihatannya kau pengembara, bukan warga Kadipaten Selatan." "Lalu kalau aku pengembara ada perbedaannya?""Kau tahu di daerah kami sedang bersemilir angin perubahan, anak muda berlalu lalang meneriakkan suara kebenaran." "Aku malah mencium angin busuk karena ditunggangi barisan sakit hati dengan topeng kebebasan berpendapat. Bicara seenaknya dan menyakiti pejabat itu bukan kebebasan berpendapat, tapi menumpahkan kotoran dari nafsu kalian. Jadi wajar kalau mereka tutup kuping."Pendekar brewok tampak memerah parasnya. "Aku tersinggung dengan ucapanmu, anak muda. Kau sudah berbuat hal tidak menyenangkan kepadaku.""Aku belum sepedas omongan