Share

290. Penunggang Rakyat

"Bagus sekali kuda itu!"

Pendekar brewok memandang kuda coklat dengan sinar mata seperti melihat penari striptis.

"Kuda milik siapa?"

"Milikku," jawab Jaka.

"Boleh kupinjam untuk membantu perjuangan?"

Jaka menoleh kepada pria yang duduk di sebelahnya dengan acuh tak acuh. "Perjuangan apa?"

Pendekar brewok menilik penampilannya, kemudian menjawab, "Kelihatannya kau pengembara, bukan warga Kadipaten Selatan."

"Lalu kalau aku pengembara ada perbedaannya?"

"Kau tahu di daerah kami sedang bersemilir angin perubahan, anak muda berlalu lalang meneriakkan suara kebenaran."

"Aku malah mencium angin busuk karena ditunggangi barisan sakit hati dengan topeng kebebasan berpendapat. Bicara seenaknya dan menyakiti pejabat itu bukan kebebasan berpendapat, tapi menumpahkan kotoran dari nafsu kalian. Jadi wajar kalau mereka tutup kuping."

Pendekar brewok tampak memerah parasnya. "Aku tersinggung dengan ucapanmu, anak muda. Kau sudah berbuat hal tidak menyenangkan kepadaku."

"Aku belum sepedas omongan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status