Share

Bab 17

“Lalu?” Anggara bergumam dengan malas.

“Memang berbicara sama kamu selalu percuma. Terserah!” Eva sudah merasa muak dan lelah. Dirinya tidak mau peduli lagi.

Anggara tertawa kecil. Tawa selalu terdengar meremehkan, tatapan matanya acuh ketika menatap berbicara dengan Eva. Bahkan sesekali asyik dengan ponselnya tanpa menanggapi dengan serius apa yang Eva bicarakan.

“Aku sudah mengatakan tidak perlu peduli urusanku! urus saja dirimu. Kita tidak lebih dari status diatas kertas.”

Eva yang sudah beberapa langkah berjalan meninggalkan Anggara seketika menghentikan langkahnya. Ucapan Anggara meski santai, tapi sangat jelas masuk indera pendengarannya. Cukup jelas karena ruang hanya ada interaksi mereka berdua.

Eva mengepalkan tangannya. Mengingat lagi-lagi ketika berbicara seperti lawan bicaranya adalah patung dan membuang waktunya, Eva mengabaikan semua itu. Ia lantas kembali melajukan langkahnya. Tentu kamar tujuan utamanya.

Anggara menyeringai melihat Eva semakin menjauh. Tatapan tidak l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status