‘’Sayang, maaf ya akhir-akhir ini aku gak perhatian sama kamu,’’ Vania memeluk Leo dari belakang. ‘’Badan kamu jadi lebih kurus. Karena itu aku bawain kamu makan siang dari rumah.’’Leo buru-buru menghapus pesan yang ia kirim pada Valerie sebelum berbalik.‘’Tidak apa-apa.’’ Hanya sebentar Leo membalas pelukan Vania. Setelah itu, mengajak Vania duduk berhadap-hadapan.‘’Aku bawain makanan kesukaan kamu, Mas. Ada seafood.’’ Rantang-rantang disusun rapi di depan Leo. Vania perhatikan, gurat di wajah Leo seperti tak tertarik dengan masakannya.‘’Aku yang masak loh,’’ sambungnya mengharapkan Leo merubah ekspresi itu. Tapi yang didapat hanya sebuah senyum tipis. Leo terlihat tak terkejut. Padahal memasak adalah sesuatu yang sangat jarang Vania lakukan. Sejak mulai bekerja, Leo sudah jarang makan banyak. Dan bukan itu saja, Leo jarang sekali mau diajak berhubungan. Lelah menjadi alasan Leo untuk tidak melakukannya.Di tengah malam, kadang Vania terbangun hanya untuk memandangi suaminya ya
Saat matahari mulai menampakkan cahayanya, membuat Vania terbangun dari tidur lelapnya. Ia pandangi Leo yang masih terjaga di alam mimpi. Urung ia bangunkan karena Leo terlihat sangat lelah sekali.‘’Selamat pagi, Sayang,’’ Kecupan yang ia sematkan di pipi Leo menjadi awal kesibukan Vania pagi itu.Mulai dari menyiapkan pakaian Leo untuk ke kantor hingga membuatkan teh hangat kesukaan sang suami.Kebetulan di mana Vania tak sengaja berpapasan dengan Valerie di dapur, menyadarkan Vania bila kehamilan berandil besar pada perubahan bentuk tubuh adiknya. Selain pinggang melebar, dada Valerie juga begitu montok.Bila mengulas kembali, Vania tidak mengalami morning sickness, juga gejala-gejala pertanda adanya janin di dalam rahim selain perutnya yang membesar. ‘’Kenapa melamun? Kamu sakit?’’ Kata-kata Leo menyadarkannya. Akan nasi goreng yang belum ia sentuh sejak duduk di meja makan.‘’Ah, enggak, Mas,’’ kilahnya dengan menyumpalkan makanan ke dalam mulut. ‘’Hari ini mami sama papi mau
‘’Mas, kamu ngapain ke sini?’’ Kaget karena Leo sudah duduk di atas tempat tidur saat dia masuk.Krek.‘’Bukannya mengusir, tapi malah mengunci pintu,’’ goda Leo menghampiri Valerie.‘’Gak lucu kan kalau kita ketahuan di saat ada orang tuamu di sini, Mas?’’‘’Mereka juga mertuamu, Sayang.’’Oh, iya. Sekalipun memang begitu, mereka tidak akan menganggap Valerie sebagai menantu. Istri simpanan tidak akan pernah bisa diterima keluarga suami.Lagi pula, Nyonya dan Tuan Arka tidak akan tau kalau mereka memiliki menantu lain. ‘’Nanti malam jangan begadang. Hari ini mas gak bisa kunjungin.’’ Valerie menghirup udara dalam-dalam, merasakan tangan Leo di pinggang. Valerie akan merindukan sentuhan Leo untuk sementara waktu.Bagi madu sepertinya, kunjungan singkat seperti ini sangat-sangat berharga.‘’Iya, Mas,’’ ucap Valerie, mencoba bersabar. Keluarga Leo tidak akan lama berada di Jakarta, bukan? Leo pasti akan mengunjunginya lagi. Seperti biasanya. Dalam keheningan malam atau di dalam saran
‘’Astaga. Itu bukannya Vania?’’ Delia menelusupkan kepala dari celah pintu, lalu menutupnya lagi. Beruntung, Delia sempat melihat dan bertindak cepat dengan menjauhkan Valerie dari koridor. Sudah jelas itu kakaknya. Tapi bukan itu masalahnya sekarang. ‘’Kamu akan menikahi anggota keluarga Arka?’’ tanya Valerie, cemas. ‘’Arka siapa, sih? Keluarga Leo? Enggak lah,’’ Delia berbaring tanpa menggubris wajah penasaran Valerie. ‘’Beritahu aku siapa nama laki-laki itu,’’ cecar Valerie sembari menyusul ke atas kasur. ‘’Namanya Rendi.’’ Valerie mengusap wajah, kaget dengan situasi rumit ini. ‘’Kamu kenapa, sih? Kamu kenal?’’ Selidiknya melihat tingkah aneh Valerie. ‘’Apa jangan-jangan orang yang perkosa kamu itu Rendi?’’ ‘’Lihat ini!’’ Saat Valerie menunjukkan foto pernikahan Vania dan Leo, rahang Delia langsung mengatup. ‘’Ya ampun, Val.’’ Sepanjang menjelaskan, Valerie dan Delia sama-sama dikagetkan dengan rahasia yang keduanya sembunyikan. Valerie bercerita dan tak lagi menyimpan
‘’Aku mau pulang saja, Del.’’ Baru saja sampai di kamar, Delia malah melihat Valerie memasukkan pakaian ke dalam tas.‘’Tapi ini sudah malam, Val. Besok aja, ya.’’Valerie tau itu. Tapi ia tidak bisa mengabaikan rasa sakit karena telepon tadi. Hanya dengan membayangkannya, Valerie sudah mengeluarkan air mata.‘’Eh, kok kamu nangis?’’ ‘’Aku gak tau, Del,’’ isaknya terduduk di tepi ranjang. ‘’Semakin lama membiarkan pernikahan ini ada, aku jadi semakin menderita. Aku ini kenapa, Del? Kenapa aku gak rela Leo sama Vania?’’‘’Val,’’ Sebelum mendekati Valerie perlahan, Delia mencoba memikirkan solusinya. ‘’Bukannya kamu tidak mencintai Leo? Seharusnya kamu tidak perlu merasa begitu kalau memang tidak ada rasa padanya.’’Cinta?Valerie menatap Delia dalam. Aku jatuh cinta pada Leo?‘’Gak mungkin, Del. Aku gak mungkin…’’Itukah alasan kenapa dirinya tidak nyaman bertemu dengan Nathan kemarin? Ia merasa perlu menjaga hati Leo karena mencintai laki-laki itu?Tapi sebagai orang dekat Valeri
‘’Apa aku benar-benar hamil?’’ Vania mengelus perutnya begitu keluar dari kamar. Pintu Valerie tidak tertutup rapat, Vania bisa mendengar jika Valerie sedang muntah-muntah. Kenapa aku tidak pernah seperti itu? Batin Vania penasaran.‘’Van?’’‘’Ya, ma?’’ Entah sejak kapan Vira sudah berada di depannya.‘’Lagi hamil, gak boleh berdiri di depan pintu lama-lama, Nak. Pamali.’’Vania tersenyum dan mengelus perutnya lagi.‘’Ikut mama ke kebun, yuk?’’Vira sibuk memetik cabai di halaman belakang dan Vania duduk di ayunan memperhatikan. Setengah jam di sana, selama itu pula Vania tidak bersuara. ‘’Baru kembali dari puncak kok murung? Kamu gak lagi berantem sama Leo kan, Nak?’’Akhir-akhir ini Vania memang banyak pikiran. Leo mungkin selalu ada di dekatnya. Tapi hati seorang istri tak bisa dibohongi. Vania merasa ada sesuatu yang disembunyikan Leo darinya. ‘’Enggak,’’ jawabnya disertai senyum. ‘’Ma, tanda-tanda hamil selain perut membesar itu apa sih, Ma?’’‘’Kayak adik kamu. Muntah-munt
‘’Cepat katakan!’’ sentak Vira tak sabar. ‘’Apa benar kamu wanita malam?’’Vania menahan tawa melihat betapa tersudutnya Valerie sekarang.‘’Tidak, Ma. Valerie bukan wanita seperti itu.’’‘’Jadi tanda-tanda itu apa, Valerie? Siapa yang melakukannya?’’‘’Jangan-jangan dia lesbian nya Delia lagi, Ma?’’Vania betul-betul kompor. Vira bahkan langsung melotot pada Valerie, meminta pembenaran.‘’Tidak. Aku dan Delia hanya teman. Kami bersahabat.’’Tapi penjelasan itu tetap saja tak menghentikan sidang ini.‘’Valerie sudah menikah, Ma. Yang melakukan ini… adalah suami Valerie,’’ jabarnya pada akhirnya. Tapi selain itu, tak mampu Valerie katakan siapa orangnya.‘’Jadi kamu memang jadi simpanan suami orang, ya?’’ Tuduhan Vania kembali membuat kekecewaan Vira bertambah besar. Terlebih Valerie tidak berani membuka mulut dan hanya menangis tertunduk. Vira sudah tak mampu lagi berkata-kata. Dari luar Valerie memang terlihat seperti putrinya yang pemalu, tapi dari dalam, Valerie benar-benar sudah
‘’Sayang, terimakasih sudah mengajakku ke sini,’’ ujar Vania sambil berlari-larian kecil menghindari air laut seolah-olah mengejarnya. Tapi begitu air di pantai itu kembali ke lautan, Vania malah balik mengejar.Seminggu bersama, Vania selalu membuat Leo tertawa. Vania lebih memilih mempertahankan rumah tangganya dari pada terus-terusan merasa curiga. Bali menjadi pilihan tepat untuk memperbaiki hubungan mereka yang merenggang. Leo memandangi Vania dari tempatnya berselonjoran di tepi pantai. Sudah lama tak ia lihat Vania sebahagia ini. Untuk bisa seperti sekarang, Leo harus mengorbankan Valerie, yang sudah seminggu tak ia beri kabar. Rumah tangganya dan Vania jauh lebih penting. Valerie mungkin penting, tapi tak akan mampu mengungguli rasa cintanya pada Vania. Leo memastikan itu dalam hatinya.‘’Jangan sampai terseret ombak,’’ pekik Leo karena Vania hampir ke tengah.Vania menurut, ia hampiri Leo yang tengah meneguk jus jeruk.‘’Mas, ayo berenang. Udah lama kita gak main air,’’ aj