‘’Tidak ada manusia yang sempurna. Kita menikah untuk saling melengkapi.’’Leo mengusap lembut ujung mata Vania dengan ibu jarinya.‘’Aku tau, Mas. Tapi bagaimana bisa melengkapi kalau masalahnya ada di aku,’’ ucapnya yang lagi-lagi mengundang rasa iba di diri Leo.‘’Dokter sudah memvonis. Seakan-akan rahimku ini sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki,’’ lirihnya pilu.Leo kembali menarik Vania ke pelukan. Meluapkan rasa cinta yang telah terbagi.Penderitaan Vania ini, semakin meyakinkan Leo bahwa memberikan anak Valerie pada Vania adalah keputusan yang tepat. Vania berhak memiliki keturunan, sekalipun itu dari rahim orang lain.Tapi, jangan sampai Vania tahu jika anak mereka nanti memanglah darah dagingnya.‘’Sayang, kamu mau coba promil ke dokter?’’ Leo ingin Vania memiliki semangat hidup. Vonis dokter tidak bisa mengalahkan kuasa Tuhan. Bila yang di atas berkehendak, maka Vania bisa hamil.‘’Aku takut, Mas. Aku takut kecewa,’’ ucapnya tak ingin berharap lebih.‘’Setidaknya sudah m
‘’Mas, berhenti di apotik dulu. Valerie mau beli vitamin.’’Leo langsug menepikan mobil. Bergegas melepas seat belt dan juga berniat untuk turun.‘’Biar Valerie aja. Gak lama kok,’’ ucapnya sambil tersenyum.Suara lembut Valerie menghipnotis Leo dan membuatnya mengangguk tanpa kata.Saat tengah mengantri untuk membayar, Valerie tak sengaja berjumpa dengan Melati. Ibu dari Nathan yang langsung mengenali Valerie.‘’Nak, sedang beli apa?’’ tegurnya.‘’Vitamin, Bu.’’ Valerie tersenyum, namun sangat terlihat tidak nyaman dengan kehadiran Melati.‘’Totalnya lima ratus tujuh belas ribu,’’ ujar si kasir pada Valerie.‘’Vitamin hamil?’’ Melati memperhatikan jar berwarna pink itu dengan jelas, diikuti dengan memandangi perut Valerie yang membesar.‘’Bu, saya duluan, ya. Permisi.’’ Valerie berjalan secepatnya, menghindari Melati. Namun sayangnya wanita itu mengejar dan turut mensejajarkan langkah.‘’Kamu sudah menikah, Valerie?’’ Bukan tanpa alasan Melati tiba-tiba bertanya. Sebab, Nathan masi
‘’Nathan, aku ingin kamu jawab jujur.’’Baru saja Nathan sampai dan ingin memeluk, Valerie malah langsung menyuguhkan pernyataan.‘’Tentang apa, Val?’’‘’Waktu aku berteduh di rumahmu dan aku tertidur setelah meminum minuman yang kamu berikan, apa kamu melakukan sesuatu padaku?’’ Terus terang, Valerie benar-benar tidak ingat apapun selain terbangun dengan kepala pusing. ‘’Kenapa kamu bicara seperti itu?’’ selidik Nathan.‘’Kemarin aku bertemu dengan ibumu. Dan beliau menceritakan tentang cctv.’’Nathan menepuk jidat. Mengerti akan kekhawatiran Valerie.‘’Aku memang keluar dalam keadaan menggunakan handuk saja. Tapi, tidak ada yang terjadi antara kita, Val. Kamu tau sendiri kan kalau aku tidak pernah menyentuhmu.’’Valerie menghela napas lega. ‘’Tapi ibumu salah sangka. Mengira anak ini adalah anak kamu, Nath.’’Perut membesar Valerie seakan mengoyak perasaan Nathan. Harusnya, anak yang dikandung Valerie adalah anaknya.‘’Aku akan jelaskan pada mama. Jadi jangan khawatir.’’Valerie bi
‘’Valerie…’’ Intonasi Leo terdengar menurun. Valerie juga merasakan bahwa mobil sudah berhenti. Dan saat ia melihat keluar, ternyata Leo sudah menepikan mobil.‘’Apa, Mas? Apa belum cukup mas menyakitiku?’’Mata sembab Valerie menyentuh sisi lembut Leo. Sebagai suami, harga dirinya terluka melihat istrinya bersama pria lain. Padahal Leo telah melarang untuk tidak bertemu dengan Nathan.‘’Mas hanya cemburu melihatmu bersama laki-laki lain,’’ jujurnya sambil mengontrol emosi. ‘’Kamu melanggar apa yang mas perintahkan. Jadi, seharusnya kamu paham kenapa mas bisa berkata seperti itu.’’‘’Valerie minta maaf, Mas. Tapi, Valerie hanya ingin meminta penjelasan pada Nathan. Itu saja. Tidak lebih.’’‘’Penjelasan apa?’’ tanya Leo penasaran.‘’Bila dijawab, maka pertengkaran kita tidak akan ada habisnya.’’Valerie hanya tidak mau ini semua berlarut-larut. Valerie hanya ingin hidup tenang, meski sebenarnya tidak. Tapi tak ada salahnya berusaha.Leo menarik tubuh Valerie, mendekapnya erat-erat. M
‘’Anak papi, hari ini bagaimana kabarnya? Jangan nakal-nakal di dalam ya,’’ ucap Leo dengan menengadah ke atas untuk melihat respon Valerie. Namun yang sedang di pandang malah memandang ke arah lain.‘’Lihat, mami sedang melamun,’’ timpal Leo berusaha menarik perhatian sang istri siri.Namun Valerie masih enggan memberi tanggapan. Persis seperti sejak Leo datang.‘’Ada apa? Kenapa mendiami mas, hm? Apa anak kita menyulitkanmu?’’Bukan. Bukan anak mereka, tapi orang yang akan dipanggil nenek oleh anaknya lah yang membuat Valerie kesulitan.‘’Tidak, Mas,’’ jawab Valerie pada akhirnya.‘’Lalu kenapa diam terus?’’‘’Tidak apa-apa,’’ ucap Valerie acuh. Ia baringkan tubuh dengan posisi menyamping. Melebur lelah akan keadaan.‘’Masih marah karena masalah tadi? Maafkan mas, Sayang. Bukankah tadi mas sudah minta maaf?’’ Leo mencoba mengorek informasi dengan ikut berbaring sambil memeluk tubuh Valerie dari belakang. Bukan Leo yang minta maaf. Tapi Valerie. Mungkin laki-laki itu sudah pikun pad
‘’Valerie, kamu di sini?’’ seru Nathan saat melihat Valerie mendekat.‘’Jadi Valerie doang nih yang ditegur? Mentang-mentang… ehem,’’ goda Delia seperti kebiasaannya dulu. Menjadi obat nyamuk pasangan itu.‘’Bukan begitu, Del.’’Nathan masih mempertahankan senyum salah tingkah dan tak memindahkan pandangannya sedikitpun dari Valerie.‘’Jadi ini, pacar kamu sekarang?’’Lili menunduk malu mendengar Delia berbicara seperti itu. Apalagi saat semua orang menoleh padanya, termasuk Nathan. Ugh, pipi Lili terasa memanas. ‘’Oh, bukan, bukan. Kami hanya berteman,’’ jawab Nathan datar.Sebagai seorang wanita yang mengharapkan balasan cinta dari seorang pria yang diidam-idamkan, kata-kata Nathan langsung menarik Lili dalam lembah kesedihan.Cara Nathan melihat Valerie, sudah sangat melukai Lili. ‘’Maaf, saya harus kembali bekerja. Ada pasien yang harus dirawat.’’ Dengan segera, Lili pamit meninggalkan mereka bertiga. ‘’Del, kamu keberatan gak kalau aku ngobrol sebentar sama Nathan?’’‘’Oh, sil
Mobil hitam yang dikendarai Leo akhirnya tiba di pekarangan setelah menerjang hujan selama beberapa jam. Vania buru-buru keluar rumah untuk menyambut suaminya. Tapi yang didapati Vania hanya Leo seorang.Berbekal payung, Vania menjemput Leo dan melihat ke dalam mobil.‘’Loh, Valerie mana, Mas?’’‘’Sama Delia.’’‘’Astaga, kenapa mas biarin?’’ seru Vania dengan payung yang sekarang diambil alih oleh Leo.Leo memimpin jalan, menggiring Vania ke halaman rumah.‘’Memangnya kenapa, Sayang? Valerie gak pe
‘’Sayang.’’Leo menenangkan Vania. Tangis wanita itu terdengar pilu. Leo tak sampai hati untuk membiarkan Vania sendiri.‘’Sampai kapan aku harus menyembunyikan ini, Mas?’’ isaknya kencang.‘’Seumur hidup. Mau tidak mau.’’Vania langsung menoleh pada Leo. ‘’Selamanya?’’Leo mengangguk, lalu memeluk bahu Vania erat-erat. Ia tau bahwa selamanya adalah waktu yang sangat lama.Valerie telah menyatakan persetujuan, menjadi istri sirinya tanpa batas waktu. Sekarang, Vania juga harus berkorban.