Share

Bab 35. Pertarungan dengan Manggala

"Hahaha! Sudah mau mampus masih sombong!" dengus Manggala muak. Pemuda itu menggerakkan tangannya sebagai isyarat pada anak buahnya. Sesaat kemudian suara dentingan senjata beradu terdengar riuh di selingi pekik kemarahan dan jeritan menyayat.

Sementara di kamar Mahisa Dahana, para penari perempuan dan Nayaga tengah berkumpul di sana. Wajah mereka tegang. Setiap mendengar jeritan kematian dari luar, keringat dingin semakin mengalir. Bukan mereka takut, tapi mereka tidak tahan melihat orang-orang sesat dari perguruan Tangan Seribu itu berbuat telengas terhadap orang-orang yang tidak berdosa.

Paksi Jingga membuka pintu kamar pelan, lalu mengajak semua saudaranya menyelinap keluar lewat pintu belakang. Di sana, dekat dengan dapur, ada satu lagi pintu yang menuju keluar.

"Bagaimana, Kakang?" gumam Mahisa Dahana cemas. Paksi Jingga menatap wajah adiknya yang belum pulih dengan pandangan tegang. Apa pun yang terjadi, dia harus menyelamatkan adik d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status