Share

Rindu 16.a

Pagi sebelum terdengar adzan subuh, aku berjalan ke kamar Aisha dengan mengenakan sarung. Ruang-ruang di sini gelap. Cahaya remang hanya dihasilkan lampu luar.

Aku membuka pintu kamar secara perlahan. Wanita berhidung mancung kecil itu masih terlelap. Duduk aku di sampingnya. Melihat dia dengan rasa penuh dosa.

Aku merasa serupa jiwa tak berharga jika di dekat Aisha. Kehadiranku tidak bisa menghadirkan bahagia untuknya. Dari belasan tahun pernikahan kami, hanya tiga bulan saja masa indah itu terukir. Setelahnya, kenapa ujian dan ujian lah yang ada?

Dan yang menyakitkan adalah, kenapa ujian itu hanya pada Aisha. Tidak padaku juga. Apa mungkin karena jiwanya layak mendapatkan itu?

Pernikahan adalah janji. Janji menjaga selamanya. Dari cantik sampai jelek. Dari pintar sampai bodoh. Dari muda sampai tua. Saat aku meminta dia pada ayahnya, semenjak itulah aku harus bertanggung jawab padanya.

Sungguh menyesal aku telah membentaknya hari itu. Aku menyalahkan dia atas apa yang diluar kendali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status