Azizah menyuapi Radit layaknya seorang Ibu menyuapi anaknya, Radit pun senang karena memiliki Azizah yang begitu mengerti dan perhatian padanya. "Ini masakan kamu kan.?" tanya Radit menatap Azizah. "Kok kamu tau, nggk enak ya? aduuh maaf ya." jawab Azizah dengan nada sedih.
"Kata siapa nggk enak, ini mah enak banget. Masakan restaurant termahal pun kalah sama masakan kamu." ucap Radit mengelus pipi Azizah. Mendengar ucapan Radit akhirnya Azizah tersenyum lebar. "Kamu mah bisa aja." ucap Azizah.
Radit pun hanya tersenyum melihat wanita yang ia sayangi tersrnyum bahagia. Dan tak terasa bel masuk berbunyi. "Untung makannya udah selesai, sekarang bel bunyi. Kita masuk kelas yuk, terus pulang sekolah ke rumahku." ajak Radit yang diangguki oleh Azizah. Mereka pun masuk kelas dan mengikuti pelajaran dengan tenang sampai bel pulang berbunyi.
Skip>>
Sampai di parkiran akhirnya mereka langsung pergi meninggalkan parkiran agar segera sampai dirumah Radit. Sesa
Diperjalan Azizah mencoba untuk membujuk Radit agar mau berbicara namun tak direspon, hingga akhirnya Azizah memilih untuk pura-pura sakit perut. "Aduuuhhh, Dit perut aku sakit banget nih." Rintih Azizah yang sontak membuat Radit harus rem mendadak."Kamu kenapa.? Apanya yang saki.? Jangan diem aja donk ayo dijawab." Ucap Radit dengan nada khawatir. Melihat Radit sangat khawatir seperti itu, seolah hiburan untuk Azizah hingga Azizah tak bisa mengontrol dirinya dan tertawa lepas. "Hahaahhaaa, kamu gemeshin banget sih." Ucap Azizah mencubit kedua pipi Radit gemash."Kamu boongin aku ya.?" Tanya Radit kesal. "Maaf ya, sekarang jangan ngambek lagi. Aku minta maaf ya, dimaafin kan.?" Tanya Azizah memelas. "Iya deh aku maafin." Singkat Radit. Azizah yang telah dimaafkan langsung memeluk erat Radit dan dibalas hangat oleh Radit. "Yaudah, kita pulang sekarang yuk.?" Ajak Radit seraya melepaskan pelukannya. "Ayo, udah mau maghrib juga." Jawab Azizah.Sesampai
Awal kisah dari seorang gadis desa, bernama Azizah Khafidz Sakura. Pagi itu merupakan awal kali ia masuk sekolah kelas X di MA NEGRI yang terletak tak jauh dari rumahnya.Ia berangkat sekolah selalu diantar oleh ayahnya. Gadis yang satu ini memanglah terlihat pendiam, tidak banyak bicara, namun bisa dibilang ia itu tomboi. Lebih banyak berteman dengan anak laki laki, walau ia tahu bahwa ia adalah seorang perempuan.Walau sering bergaul dengan laki laki, namun Azizah bukan tipe gadis yang mudah tertarik dengan laki laki. Sejauh ini dia belum pernah merasa tertarik pada seorang laki laki, hingga akhirnya ia mulai memasuki kelas X.Hari pertama sekolah, yaa seperti biasa cukup melelahkan. Azizah dapat tempat duduk deretan ke-tiga dari depan, mulanya ia hanya duduk sendirian. Dan tak lama kemudian ada murid lain yang juga datang, dan menempati tempat duduk disebelahnya. Bel tanda masuk sudah berbunyi, semua murid pun masuk ke dalam kelas dan segera duduk
Maka duduklah aku didepan Radit dan Kenya disebelahku, namun Radit bilang ingin bicara hanya berdua dengan Azizah. Lalu pergilah Kenya, dan Radit pun memulai perbincangan "Maaf, tak seharusnya aku menutupi ini semua darimu. Seharusnya aku berterus terang dengan semua keadaanku." Namun Azizah hanya terdiam sembari menatap mata Radit.Beberepa menit Azizah menatap mata penuh bersalah, mata itupun mulai berkaca-kaca. Melihat itupun Azizah berkata " Untuk apa sedih? Aku tidak apa-apa. Lagi pula akupun bukan siapa-siapamu, dan juga Nela pun lebih dulu mengenalmu dia pun menyayangimu. Kaupun sebaliknya". Mendengar kalimat Azizah, Radit hanya bisa terdiam."Aku ini bukan siapa-siapamu," tambah Azizah. Raditpun membalas "Aku tidak memilih dia, aku sudah terlanjur nyaman bersamamu (dengan mata berkaca-kaca). Namun Azizah hanya tersenyum tipis dan berkata "Ini hidupmu, ini pilihanmu dan pilihanmu adalah dia. Maka bahagiakanlah dia, dan anggap saja kedekatan kita kemarin ad
Azizah hanya bisa diam dan hanya menatap mata Radit yang masih dialiri derasnya air mata. Azizah tak kuasa melihat air mata Radit yang terus mengalir, Azizah mengusap air mata radit dan menorehkan sedikit senyumnya.Senyum Azizah sedikit membuat hati Radit tenang, dan kembali lagi Radit memeluk Azizah pelukan ini lebih erat dari yang tadi dan Aizah pun membalas pelukan itu dengan hangat.Setelah semuanya tenang, Raditpun mohon pamit pada Azizah dan keluarganya. Sebelum Radit berdiri untuk mohon diri pamit pulang, Radit menggenggam tangan Azizah lalu mencium telapak tangan Azizah dan pamit.Setelah itu Azizah kebelakang untuk memanggil orang tuanya karena Radit ingin pamit pulang. Selayaknya seorang tamu biasa, Radit bersalaman pada kedua orang tua Azizah lalu menaiki motornya dan tak lupa ia mengucap salam dan tersenyum melihat Azizah. Radit pun pulang.Dan keesokan harinya semua berjalan bak-baik saja, dalam kehidupan maupun hubungan mereka. Hingga akhir
"Kamu parkirin motornya, aku tunggu disini ajh" ucap Azizah.. "Oke..tungguin disini ya jangan kemana-mana" ucap Radit memperingatkan Azizah agar mau menunggunya. "Iyha aku tungguin disini, aku janji nggk akan kemana-mana.. pasti juga aku bakal nungguin kamu kan kita juga sekelas" goda Azizah pada Radit.Radit pun pergi memarkirkan sepeda motornya, setelah selesai memarkirkan motornya Radit pun segera berlari menuju Azizah. Terlihatlah Azizah berdiri sendirian dengan bersedekap tangan didepan dada, senyum Radit pun terlihat. "Uuuhhh manis banget sih kalo lagi gini.." goda Radit. Dan ya godaan itu mampu membuat pipi Azizah memerah bak kepiting rebus karna menahan malu."Iiihh apaan sih, kamu mau buat aku mati berdiri karna nahan malu apa yaa? Sinis Azizah.. "Eh..nggk lah. Masa iya aku mau bikin calon aku mati duluan..hehee" timpal Radit dengan kekehannya.Mendengar itupun Azizah jadi cemberut dan meninggalkan Radit sendirian, melihat itupun sonta
Beberapa menit kemudian Mbok Nah datang membawa pesanan Radit tadi, dan meletakkan pesanannya dimeja Radit dan Azizah. "Silahkan dinikmati" ucap Mbok Nah dengan ramah. "Makasih Mbok" balas mereka kompak.Mereka berdua pun memakan pesanan mereka dengan tenang hingga datang seorang perempuan yang pernah dekat dengan Radit, dialah Nela.Rupanya setelah Radit memutuskan untuk memilih Azizah dan meninggalkan Nela, akhirnya Nela pun memutuskan untuk pindah sekolah dimana Radit dan Azizah bersekolah."Hai Radit..hai juga Azizah.." sapa Nela pada keduanya. "Hai..emmt aku udah kenyang nggk selera makan juga. Aku duluan kekelas" kata Azizah seraya bangkit dari duduknya dan meninggalkan Radit serta Nela berdua saja. "Bagus deh, akhirnya sadar diri juga" sinis Nela saat melihat Azizah pergi dengan wajah masamnya."Maksud loe apaan dateng-dateng kesini gangguin acara makan gue sama Azizah" sungut Radit pada Nela, karna mengganggu acara makannya bersama Azi
Radit menarik pergelangan tangan Azizah menuju parkiran, Nela yang melihatnya pun langsung menyusul keduanya.Setelah sampai parkiran Nela langsung menggenggam tangan Radit manja. " Dit aku pulang bareng kamu ya?" tanyanya dengan manja. "Aku kan nggk ada yang jemput" tambahnya lagi. "Punya kaki kan..?jalan kaki aja, manja banget" timpal Radit. Seketika Nela mengerucutkan bibirnya sebal.Saat itu juga Radit menyuruh Azizah segera naik ke motornya, dan Azizah yang ingin naik ke motor Radit pun dicekal tangannya oleh Nela dan langsung saja membuat Azizah berbalik. "Kenapa.?" Tanya Azizah polos. "Loe itu siapanya Radit sih berani banget deket-deket Radit, inget loe itu cuma orang ketiga dalam hubungan gue dan Radit." Ucap Nela dengan sinis."Maaf tapi waktu itu aku nggk tau kalo Radit udah sama kamu, dan waktu aku udah tau aku juga udah ninggalin Radit tapi Raditnya yang lebih milih aku dari pada kamu." Jelas Azizah panjang kali lebar.Ucapa
"Eh, baru aja Azizah mau bantuin nyiapin makanannya ternyata udah siap aja." Ucap Azizah cengengesan. "Udah duduk aja cepet makan nggk usah basa basi." Sindir Ibunya.Mereka berdua pun makan dengan tenang tanpa ada yang bersuara. Jika kalian menanyakan tentang keberadaan Ayah nya Azizah, beliau sedang bekerja diluar kota dan hanya pulang 2 bulan sekali.Selesai makan pun Azizah segera membantu Ibunya untuk mencuci peralatan makan mereka. Selesai membersihkan semuanya Azizah berpamitan pda Ibunya untuk kembali ke kamarnya dan diangguki oleh sang Ibu.Didalam kamar pun Azizah sibuk membuka kembali materi yang dijelaskan oleh gurunya tadi di sekolah. Beberapa menit kemudian suara adzan maghrib pun berkumandang, dengan segera Azizah menutup semua bukunya dan pergi menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.Setelah itu Azizah mengambil dan mengenakan mukenanya, lalu sebagai kewajiban seorang muslim Azizah pun mendirikan sholat maghrib.Selesa