Share

Tangis dan Rayuan Maut

“Arrgh! Ndak Mou! Anying!”

“Puyaang!” teriak Nunu dengan suara cadelnya, kakinya menendang-nendang tanah, sebagai bentuk protes.

“Puyaang! Mamaa!“ Nunu mulai histeris, berguling-guling di halaman Daycare.

Ibu-ibu yang menjemput anak-anak mereka, hanya bisa menggelengkan kepala, melihat tingkah laku Nunu yang tak terkendali.

“Nuu, tenang dong, jangan bikin malu. Kita baru saja sampai!” lirih Dave, merasa putus asa tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Untungnya, Bu Deriah, sang kepala Daycare yang ramah dan telaten, segera datang untuk membantu. Dengan senyum hangat dan suara yang menenangkan, Bu Deriah mendekati Nunu sambil membawa sebuah lollipop berwarna merah cerah.

"Anak manis, jangan menangis," sapanya lembut. "Lihat apa yang Ibu punya?" hiburnya.

Nunu terdiam sejenak, menatap lollipop itu dengan mata yang berbinar. Rasa ingin tahunnya mengalahkan rasa sedihnya. Dia pun mengulurkan tangan kecilnya dan mengambil lollipop itu dengan senang hati. Seketika, senyum manis menghiasi wajahn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status