Share

33. Kedatangan Gibran

"Kak Gibran?"

Abrina langsung mendepak tubuh Gavin. Tanpa menunggu lagi dia bergegas bangkit dari kasur empuk tersebut. Lalu segera menjauhi ranjangnya Gavin.

Sementara harus menelan ludahnya melihat penolakan Abrina. Pemuda itu memang sengaja iseng tadi.

"Ngapain Bang pagi-pagi datang ke sini?" tegur Gavin ikutan bangkit. Hanya saja dia tidak beranjak dari peraduannya.

"Kenapa memangnya?" Gibran balik tanya sembari melangkah mendekat. Pemuda itu berdiri persis di samping Abrina.

"Ya kan Abang punya rumah sendiri," sahut Gavin bete.

"Ini rumahnya nenek yang diwariskan ke papah. Dan anaknya papah bukan cuma kamu saja," tutur Gibran tenang.

Kali ini Gavin memilih untuk diam dan memalingkan muka.

"Lagian ini tuh bukan pagi lagi, Vin. Udah mau jam sepuluh siang."

"Ck!" Gavin langsung berdecak, "ya terus masalahnya apa?"

"Bangun siang kamu tanya kenapa?" Kali ini Gibran menatap adiknya dengan lekat, "kamu gak bisa terus-terusan seperti ini, Vin."

"Gue harus ngapain, Bang?" sahut Ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status