Share

Indahnya tak terkira

Angga bermain dengan Naura, sedangkan Arum selesai membantu Bibi merapikan piring di atas meja makan. Dan ia melihat tak jauh dari Angga dan Naura bercanda, lalu berjalan mendekati mereka.

"Sayang, Naura makan dulu, Nak."

"Iya, Ma."

"Mas Angga, makan gih."

Angga mengangguk. "Iya, Rum."

"Om, menginap di sini saja ya, temani Naura belajar?" pinta Naura pada Angga.

"Ya, ga bisa, Nuara. Tapi Om temani nanti sampai selesai ya," jawab Angga membuat Naura mengulas senyimnya.

kedua netra Naura berbinar. "Serius?"

Angga tersenyum. "Iya, dua rius malah."

Naura berdiri dan mencium pipi Angga. "Asyik, makasih, Om."

Angga tersenyum ramah. "Sama-sama."

Arum berjalan mendekati ruang kerja Elang, dan mengetuk pintu lalu ia membuka knop pintu dan berjalan masuk. Terlihat Elang yang masih sibuk dengan layar laptopnya.

"Mas...."

Elang menatao Arum dan tersenyum. "Iya, sayang."

"Makan dulu sudah ditunggu, Mas Angga juga Nuara."

Elang menutup laptopnya. "Iya baiklah, sayang!"

Cup!

Secepat kilat Elang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status