Share

Hanya Tamu

“Kontrakannya sempit banget, Bu.”

“Iya, ya. Kayak kandang ayam. Ihh, itu apa? Kok berantakan gitu?”

Ibu dan anak itu mendorong Lingga. Dia ingin membuka jalan agar bisa masuk ke dalam rumah.

“Minggir! Aku mau masuk. Mana Agnes?” ucap salah satu tamu tak diundang itu pada Lingga. Hidungnya ditutup. Alisnya mengkerut saat memasuki kontrakan Lingga. Hal itu diperparah saat mereka melihat kondisi ruang tamu yang berantakan seperti kapal pecah.

“Bibi … Nesi. Aaah … aku senang kalian datang.”

Tiba-tiba Agnes muncul dari dalam kamar dan berlari ke arah bibi dan sepupunya. Mereka bertiga saling berpelukan dan berbagi rindu. Iya. Tamu yang datang, tak lain dan tak bukan adalah Bu Sulis dan Nesi.

“Beneran kamu hamil, Nes? Tapi perutmu belum kelihatan buncit, ya?” tanya Nesi pada sepupunya.

“Coba muter!” titah Bu Sulis pada sang keponakan. Agnes menuruti ucapan bibinya.

“Kamu kok kurus banget, sih? Trus ini apa? Daster? Sejak kapan kamu makasi daster, Nes? Kayak orang misk1n aja.” Bu Sulis menat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status