Share

41. Perjamuan yang Tak Diharapkan

Teko emas itu tengah dimiringkan dengan sudut yang pas untuk menumpahkan isi di dalamnya. Aliran Curcas terjun bebas dari moncong teko menuju ke satu cangkir bambu berukuran mungil. Di dekatnya, cangkir-cangkir lain menunggu giliran.

Segala hidangan tersaji di atas meja panjang. Saloth menempati posisi tepat di bagian kepala meja. Bertengger di sana, ia bak seorang komandan. Di sebelah kiri dan kanan, para Penjaga dari kedua desa saling duduk berhadapan. Para Penjaga desa Podom menduduki baris sebelah kanan, sementara para Penjaga desa Jamahitpa terduduk di sisi seberang.

“Mana yang harus kumakan lebih dulu?” Wrahaspati bergumam. Kedua tangannya telah berada dalam posisi siap sedia untuk meraih apa pun di depannya. Hanya dalam hitungan detik, kedua tangan gemuk itu bergerak gesit.

“Tunggu!” duduk tepat di hadapan Wrahaspati, Sakda menyergah dengan suara tinggi. Semua orang spontan melirik ke satu arah.

“Ada apa?” tanya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status