Share

Bab 3 Apakah Tidak Baik Jika Aku Mengikuti Keinginanmu Kali ini

Pantas saja Hanna meneleponnya semalam dan berterima kasih atas mawar yang dia berikan padanya.

Kedua mata Jimmy mendingin. "Tarik kembali."

Darlin tertegun sejenak, tapi segera mengangguk. "Baik."

Ponsel Jimmy berdering setelah mereka selesai bicara.

Darlin dengan sangat bijaksana mengundurkan diri dari kantor.

Jimmy melihat nama peneleponnya dan tidak menekan tombol jawab.

Agnes terus meneleponnya lagi dan lagi.

Jimmy tidak tahan dengan gangguan ini dan menjawab panggilannya, nada bicaranya tidak terdengar bagus. "Agnes, kuperingatkan padamu untuk nggak menantang batas kesabaranku!"

Agnes tertegun sejenak lalu berkata dengan pelan, "Bukankah kamu selalu ingin aku pergi? Nggak baikkah kalau aku mengikuti keinginanmu sekarang?"

Jimmy memijat alisnya dan berkata dengan nada mengejek, "Baru terpikir olehmu untuk mengikuti keinginanku sekarang, ke mana saja kamu selama tiga bulan ini? Kamu dengan susah payah menjebakku, menaikki ranjangku dan sekarang kamu mengatakan bahwa kamu ingin bercerai? Apakah kamu kira aku bodoh?"

"Jimmy ...."

"Kenapa, apakah satu kali nggak cukup dan masih ingin menjebakku untuk yang kedua kalinya?" Jimmy memotong ucapan Agnes, nada bicaranya penuh dengan penghinaan. "Apakah kamu kira aku akan memberi kesempatan ini padamu?"

Jimmy langsung memutuskan panggilan tanpa menunggu jawaban Agnes.

Wajah Agnes, yang berdiri di depan jendela, terlihat sangat pucat.

Dia menertawai dirinya sendiri.

Bagaimana mungkin dia tidak tahu bahwa dia tidak akan memberinya kesempatan kedua untuk mendekatinya lagi?

Dia mengetahui kebenciannya padanya.

Dia sudah merasa kecewa terhadap pernikahan ini pada tiga bulan yang lalu, jadi dia berpikir jika mereka memiliki anak ....

Apakah hubungan di antara mereka akan berubah?

Dia menjadi tergila-gila dengan pemikiran ini karena terus memikirkannya setiap hari dan menjebaknya tanpa memedulikan konsekuensinya.

Jika waktu bisa diputar kembali ke tiga bulan yang lalu, salah, tiga tahun yang lalu, dia pasti tidak akan membiarkan mereka menjalani pernikahan yang seperti kuburan ini.

Agnes mengulurkan tangannya untuk mengelus perutnya saat memikirkan hal ini.

Hanya saja anak ini datang sesuai dengan rencana dan juga mengejutkan ....

Suara dering ponsel menghentikan pikirannya.

Saat melihat nama penelepon, Agnes mengira dia sudah memiliki jawabannya dan langsung bertanya, "Kapan kamu punya waktu luang untuk pergi ke Biro Urusan Sipil?"

Jimmy tidak menjawab dan malah bertanya, "Di mana kamu sekarang?"

"Apakah kamu ingin menjemputku ke Biro Urusan Sipil?"

"Agnes, aku akan mencekikmu sampai mati kalau mengungkit hal ini lagi!" teriak Jimmy, yang kesabarannya sudah habis, dia berkata dengan cepat, "Kakek baru saja menelepon dan menyuruh kita untuk pergi makan bersama."

Agnes tertegun sejenak dan berkata, "Aku berada di Komunitas Lavender, jemput aku."

Tidak diragukan lagi Agnes sangat menghormati dan berterima kasih pada Kakek.

Jika bukan karena Kakek membantu Keluarga Tores pada tiga tahun yang lalu dan membantunya menyelesaikan banyak masalah, dia benar-benar tidak berani membayangkan hari-hari yang akan dia lewati setelah itu.

Dia harus memberi tahu Kakek dan Nenek dengan baik-baik karena sudah memutuskan untuk bercerai dengan Jimmy.

Mobil berhenti di depan sebuah rumah pada satu jam kemudian.

Kakek dan Nenek adalah orang yang rendah hati, rumah tua mereka tidak megah, hanya sebuah vila kecil.

Dekorasi di dalamnya terasa sangat hangat meskipun tidak terlalu luas.

Hanya ada seorang pelayan di dalam vila yang mengurus kehidupan sehari-hari kedua orang tua ini.

Kakek dan Nenek terus mengajak Agnes berbicara saat melihatnya datang.

"Agnes, kamu terlihat lebih kurus lagi, bagaimana kalau kamu tinggal di sini saja? Aku akan menyuruh Bibi Lia untuk menjagamu dengan baik."

Setelah Nenek Elis selesai bicara, Kakek Andre langsung berkata, "Benar sekali, dasar kamu anak bodoh yang sama sekali nggak bisa menjaga orang lain! Aku akan memperhitungkan masalah ini dengannya nanti!"

Muncul rasa hangat di dalam hati Agnes, Kakek dan Nenek memperlakukannya dengan tulus tidak peduli seberapa bencinya Jimmy padanya.

Jimmy meliriknya sekilas dan tiba-tiba berkata saat Agnes ingin menjawab, "Dari mana dia terlihat kurus? Jelas-jelas dia menggendut! Tapi benar juga, bagaimana mungkin dia nggak menggendut kalau melewati hari-hari yang sejahtera di dalam rumah?"

"Jimmy!" Kakek Andre dengan marah memukul kakinya dengan tongkat.

Nenek Elis juga tidak bisa menahan dirinya untuk memelototinya dan berkata dengan marah, "Kamu sungguh nggak sopan!"

Dia menoleh untuk menghibur Agnes setelah selesai bicara, "Agnes, jangan pedulikan ucapan dia! Biarkan kakekmu memberinya pelajaran nanti!"

Agnes tersenyum, tapi hatinya tidak bisa merasa tenang untuk waktu yang lama.

Berat badannya memang meningkat setelah hamil.

Mungkin Kakek dan Nenek sengaja berkata bahwa dia kurus karena ingin mencari alasan untuk membuatnya tinggal di sini selama beberapa hari.

Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa Jimmy merasa dia sedikit menggendut ....

Tampaknya dia harus berusaha sangat keras untuk menyembunyikan masalah kehamilannya darinya.

Agnes terlihat sedikit linglung selama acara makan bersama ini.

Kakek Andre baru memasuki topik utama setelah selesai makan dan berkata dengan senang, "Agnes, kami memanggil kalian untuk kembali hari ini karena ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan kalian!"

Wajah Nenek Elis juga dipenuhi dengan senyuman saat mendengar ini. "Benar, benar! Kami sudah merencanakan hal ini untuk waktu yang lama!"

Nenek Elis dan Kakek Andre berada di sebelah kiri dan kanan Agnes untuk menariknya ke arah sofa.

Sedangkan untuk Jimmy, dia dianggap sebagai udara kosong.

"Kakek, Nenek, apa yang sebenarnya ingin kalian katakan?" tanya Agnes dengan sedikit bingung.

Nenek Elis duduk di sampingnya dan menarik tangannya. "Bukankah ulang tahun pernikahanmu dengan Jimmy yang ketiga sudah akan tiba?"

Agnes tentu saja mengingat hari jadi mereka.

Itu adalah hari dia bertemu Jimmy untuk pertama kalinya.

Hanya saja, Jimmy seharusnya tidak akan memedulikan hal ini.

"Benar sekali, sudah akan memasuki tahun ketiga," kata Agnes dengan suasana hati yang rumit di dalam hatinya.

"Seperti ini, aku dan nenekmu berencana untuk merayakan hal ini dengan membuat perjamuan," ucap Kakek Andre dengan tidak sabar.

Agnes tertegun sejenak, tidak tahu harus berkata untuk sesaat.

Nenek Elis ikut berkata, "Aku dan kakekmu sudah mendiskusikan hal ini dengan sempurna. Kamu dan Jimmy nggak perlu memusingkan apa pun dan hanya perlu hadir di perjamuan itu."

Agnes menggerakkan bibirnya beberapa kali dan tenggorokannya terasa sangat kering.

Dia sudah berencana untuk bercerai dengan Jimmy, tapi mereka berdua malah mengatakan ingin mengadakan perjamuan hari jadi untuk mereka ....

Dia tanpa sadar menatap Jimmy.

Jimmy, yang dari tadi diam saja, tiba-tiba berkata dengan dingin, "Sama sekali nggak perlu melakukan hal ini."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yosi Situmorang
jgn dibaca mbak, gtu aja repot
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
cerita terjemahan gaya bahasanya kaku dan baku. bertele2 dan menye2 dg tikoh cewek g waras dan g ounya harga diri. cerita stperti ini hanya menysmpah aja.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status