Share

Bab 4 Ingin Terus Berpura-pura Sampai Kapan

Nada bicaranya yang sangat santai seolah-olah sedang membicarakan hal yang sama sekali tidak penting.

Kakek Andre langsung berteriak setelah Jimmy selesai bicara, "Tutup mulutmu! Aku nggak lagi menanyai pendapatmu!"

Hati Agnes terasa sedikit tidak nyaman, tapi sudah tidak ada rasa sakit seperti sebelumnya.

Kata-katanya sudah pasti akan melukai hatinya jika hal ini terjadi di masa lalu.

Hanya saja, dia sudah tidak merasakannya lagi sekarang.

Mungkin saja sama sekali tidak sulit untuk melepaskan semua ini.

Sikap acuh tak acuhnya saat ini semakin menguatkan keinginannya untuk bercerai!

Agnes menghentikan Kakek Andre yang masih ingin mengomeli Jimmy, "Kakek! Ucapan Jimmy benar, kalian sama sekali nggak perlu melakukan hal ini."

Agnes menyemangati dirinya dan berkata, "Nggak akan ada ulang tahun pernikahan antara aku dengan Jimmy untuk saat ini dan juga di masa depan."

Suasana di ruang tamu menjadi hening setelah dia selesai bicara.

Nenek Elis tertegun selama beberapa saat lalu bertanya, "Agnes, apa yang sedang kamu katakan? Apakah Jimmy melakukan hal yang membuatmu marah?"

"Nenek, dia nggak buat aku marah, aku cuma merasa bahwa kami sudah nggak cocok lagi," balas Agnes dengan ekspresi serius di wajahnya yang belum pernah terlihat sebelumnya. "Kami berencana untuk bercerai, jadi kalian sama sekali tidak perlu merencanakan masalah perjamuan."

Awalnya dia masih sedang merasa bingung tentang bagaimana harus memberi tahu hal ini pada Kakek dan Nenek.

Karena Kakek dan Nenek memperlakukannya dengan baik dan dia merasa sangat bersalah pada mereka jika membicarakan masalah perceraian.

Hanya saja, Agnes sudah berpikir dengan jernih pada saat ini.

Cinta kedua orang yang tidak saling terhubung tidak hanya akan menyakiti keduanya, tapi juga menghancurkan hati orang di sekitar mereka.

Dia tidak ingin melewati hari-hari seperti ini lagi.

Kakek Andre menahan amarahnya sambil menatap Jimmy dan berkata dengan suara yang dalam setelah Agnes selesai berbicara, "Kamu, ikut aku ke ruang kerja."

Jimmy berdiri dengan patuh dan mengikuti Kakek Andre berjalan ke ruang kerja.

Wajahnya dipenuhi dengan hawa dingin.

Dia tidak menyangka bahwa Agnes akan langsung mengatakan bahwa dia ingin bercerai di depan Kakek dan Nenek.

Setelah Kakek Andre memasuki ruang kerja dan menutup pintu, dia langsung memukul Jimmy dengan tongkatnya. "Dasar bajingan! Apa yang sebenarnya telah kamu lakukan!"

Jimmy menghindar dengan cepat dan mengerutkan keningnya. "Kakek, bukankah dia paling suka memainkan trik seperti ini? Dia akan berhenti memainkan trik ini setelah dua hari berlalu!"

"Berhenti memainkan trik? Apakah biasanya kamu memperlakukan Agnes seperti ini? Apakah dia sedang memainkan trik atau otakmu yang bermasalah?" Kakek Andre berjalan ke depan meja, kemudian mengambil setumpuk foto dan melemparkannya.

Foto-foto itu jatuh berantakan di atas lantai, tapi Jimmy bisa melihat dengan jelas apa yang ada di dalam foto itu.

Itu adalah foto dirinya dengan Hanna di bandara pada dua hari yang lalu dan juga foto mereka yang sedang makan bersama.

Dia baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya pada hari itu dan kebetulan bertemu dengan Hanna di bandara yang langsung bertukar sapa dengannya.

Dia tidak terlalu memedulikannya dan buru-buru mencari sebuah restoran untuk mengisi perutnya, tapi dia kembali bertemu dengan Hanna dan dia juga berinisiatif untuk makan bersama dengannya.

Dia tidak menyangka bahwa seseorang akan memotretnya!

Apalagi sampai dikirimkan pada Kakek!

Tatapan matanya menggelap.

Siapa yang menyuruh orang untuk memotret mereka?

Agnes?

Wanita ini ingin bercerai dengannya sambil menyuruh orang untuk memotretnya dan memberikan fotonya pada Kakek!

Apalagi dia bahkan sengaja mengungkit masalah perceraian saat Kakek dan Nenek mengatakan ingin membuat perjamuan hari jadi untuk mereka, yang membuatnya terlihat sepenuhnya sebagai korban!

Sepertinya dia telah meremehkan triknya!

Kakek Andre semakin marah saat melihatnya tidak berbicara. "Bukankah kamu seharusnya menjelaskan hal ini padaku? Jimmy, apakah kamu sudah melupakan apa yang dilakukan wanita itu padamu pada beberapa tahun yang lalu? Apakah kamu nggak bisa tersadarkan dari hubungan percintaan ini!"

Ekspresi Jimmy juga tidak terlihat terlalu baik. "Nggak ada yang perlu dijelaskan. Aku sudah mematuhimu dengan menikahi Agnes dan juga berjanji padamu untuk nggak berinisiatif mengakhiri pernikahan ini. Selain dari dua hal ini, aku nggak bisa memberi apa-apa padanya lagi."

"Ucapan bodoh macam apa yang kamu ucapkan! Kamu jangan lupa bahwa kamu adalah suaminya! Dari mana ada seorang suami yang memperlakukan istrinya seperti ini?"

Jimmy mencibir, terdapat hawa dingin dan tatapan mengejek di matanya. "Lagian, nggak ada seorang istri yang akan sengaja memasukkan obat demi melakukan hubungan badan dengan suaminya, 'kan?"

"Aku sudah mengetahui kehidupan seperti apa yang akan kujalani di masa depan sejak dia yang berusaha dengan keras untuk menikah denganku!"

Di luar ruang kerja, kedua tangan Agnes, yang hendak mengucapkan salam perpisahan pada Kakek Andre, membeku di atas kenop pintu.

Pintu terbuka pada saat ini dan terdengar suara marah Kakek Andre. "Apakah ini alasanmu mencari wanita lain di luar? Jimmy, berhenti! Aku masih belum selesai bicara ...."

Kakek Andre berhenti bicara saat melihat Agnes yang berdiri di luar pintu.

Ekspresi Jimmy terlihat sangat masam, dia langsung menyeret Agnes keluar dari vila tanpa memedulikan omelan Nenek Elis dan Kakek Andre.

...

Mobil melaju dengan kencang di jalanan, sedangkan Jimmy yang duduk di kursi pengemudi memiliki raut wajah yang sangat masam.

Agnes duduk diam di sampingnya sambil melihat pemandangan di luar jendela mobil, dia tiba-tiba merasa sedikit lucu saat mengingat kembali usahanya selama tiga tahun terakhir.

Jimmy tiba-tiba menginjak rem dan mobil berhenti melaju.

Jimmy melempar tatapan dingin yang seperti sebilah pisau. "Katakan apa yang kamu inginkan kali ini? Rumah, uang atau saham perusahaan?"

"Apa?"

"Menyuruh orang untuk memotretku dan mengirimkannya pada Kakek, setelah itu meminta cerai dengan ekspresi menyedihkan ...." Jimmy berkata dengan nada mengejek, "Bukankah itu karena kamu ingin mendapatkan sesuatu!"

"Foto apa?" tanya Agnes dengan kebingungan.

Jimmy malah tertawa bukannya marah. "Kamu nggak mau mengakui tindakanmu sendiri? Agnes, kamu berencana untuk terus berpura-pura sampai kapan?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status