Share

Obat Perangsang

Suara derap langkah mereka mengarah ke bawah. Ibu mendorong kursi roda untuk masuk ke dalam kamar. Malas menangapi permasalahan tiada ujung antara Nagita dan Mas Gilang.

"Tunggu!" teriaknya Mas Gilang. Namun, suara Nagita tak terdengar.

"Apa maksudmu dengan semua ini?"

Craaang!

Suara kaca pecah cukup menganggu telinga. Aku dan ibu saling bisik. Menguping pembicaraan mereka.

"Maksudku baik, Mas. Tidak ada niat buruk sama sekali. Aku ingin mewujudkan keinginan ibu kamu. Ingin memiliki cucu. Dari pada dia sibuk ngurus mantan istri kamu yang dalam perutnya anak tak jelas," kilah Nagita.

Uh! Kenapa dia harus terus menyinggungku. Ibu mengusap pundakku pelan. Dia tahu, hati tersentil dengan ucapan wanita yang tidak mempunyai etika itu.

"Baik apanya? Baik untukmu, tapi musibah bagiku!" Mas Gilang terus berbicara tanpa henti. Nagita juga terus-terusan membela diri.

"Mas! Aku istrimu sudah seharusnya kamu memberikanku nafkah lahir dan batin. Kamu tidak bisa menyiksaku terus menerus." Suara Nagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status