Share

128). Amukan Ginanjar

***

"Akhirnya tidur juga kamu, El."

Adara menghela napas lega ketika putrinya kembali terlelap setelah beberapa jam rewel. Pulang jam delapan dari rumah sakit, Adara disambut Elara yang rewel digendongan Monica.

Padahal, Sang Oma sudah memandikan balita mungil itu bahkan mendandaninya secantik mungkin. Namun, tentunya ikatan batin anak dan orang tua memang cukup kuat.

Seolah tahu kedua orang tuanya sedang bermasalah juga sang papa yang kini terbaring di rumah sakit, Elara tak hentinya menangis sekalipun Adara sudah menyusuinya.

Dan sekarang—setelah puas menangis, tepat pukul sebelas siang, Elara bisa terlelap dengan tenang.

"Tidur enggak, Ra?" tanya Monica—membuat Adara yang baru saja menidurkan Elara di box, menoleh. "Kalau enggak tidur coba kita bawa ke dokter anak, kali aja enggak enak badan."

"Tidur," kata Adara pelan—nyaris tak bersuara. Tak mau mengganggu sang putri, dia menghampiri sang mama yang berdiri di dekat pintu. "Baru aja tidur barusan."

"Syukurlah," kata Monica. "Sekar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status