Share

Hambar

Semakin hari, hubungan Bara dan Cintya semakin hambar. Untuk mengusir kesedihan, Bara menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Dia bisa berhari-hari berada di luar kota, demi bisa melupakan Aisya.

Bahkan, dia juga seolah melupakan Cintya. Namun, Cintya tak ambil pusing ketika harus melakukannya seorang diri. Hatinya terlanjur kebas. Ketika suami orang lain, dengan bangga mengantar istrinya periksa, tapi tidak dengan Bara.

"Apa itu, Nduk?" tanya umi, yang melihat Cintya memegang satu kotak besar terbungkus plastik hitam.

"Perlengkapan bayi, Mi," sahut Cintya, setelah menyerahkan sejumlah uang kepada kurir.

"Dari mana?"

"Beli, Mi. Daripada harus keluar, mending belanja lewat ponsel." Cintya menunjukan sebuah aplikasi belanja. Umi hanya menganggukkan kepala, padahal masih bingung. Dia pernah mendengar, tapi belum melihat langsung.

"Enak ya, jaman sekarang. Semua bisa dibeli tanpa harus keluar rumah," ujar umi sambil memperhatikan bungkusan yang Cintya bawa.

Cintya mengajak umi masuk.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Saleha Usman
nyebelin banget thoor, nasib bara enak yaaa ikut maunya saja
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
sok jdi wanita kuat..klw memang tak than ngapa mesti bertahan,ujung2nya nangis.dsar wanita lemah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status