Share

Tulang Rusuk

Bara segera membuka lemari kaca di kamarnya. Tak banyak baju yang tersimpan. Hanya beberapa lembar bajunya dan Cintya. Dia segera mencari benda pipih milik istrinya.

"Pantasan ditelfon enggak bisa, mati ternyata," ujar Bara setelah mengecek ponsel istrinya.

Bara segera mengambil charger untuk mengisi daya. Dia bisa bernafas lega, setidaknya Cintya sudah aman.

Bara segera mengambil handuk yang tersimpan di lemari. Tubuhnya terasa lengket, karena seharian kemarin tidak mandi. Dengan mengalungkan handuk di leher, Bara menuju kamar mandi.

"Mau ke sawah, Pak?" tanyanya pada pak Bahri yang sudah siap dengan cangkulnya. Meskipun sudah tua, tapi semangat bertani mertuanya masih tinggi. Cintya dan Bara sudah melarangnya, tapi pak Bahri tetap bersikeras.

"Iya, ada orang kerja cabut rumput."

"Oh iya, Pak. Sekalian saya mau pamit jemput Cintya." Bara mengusap kepalanya yang masih basah.

Sejenak, pak Bahri menatapnya tapi cepat-cepat mengalihkan pandangan.

"Apa tidak capek, langsun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status