Share

54. Undangan Aqiqahan

“Astagfirullahaladzim, kamu kalau ngomong nggak ada remnya itu mulut, ya enggak lah, aku ini masih waras, itu namanya musyrik!” Suratmin berdecak kesal dengan tingkah laku saudaranya itu yang belum bisa berubah.

“Terus dapat uang dari mana kamu bisa beli kambing?” tanyanya menyelidik.

“Yang jelas pantang dalam hidupku untuk melakkukan cara yang kotor apalagi tidak halal, kamu tahu sendiri bagaimana perjuanganku untuk bisa membantumu mengejar impianmu!”

“Kuharap kamu ingat itu, Man!”

“Jadi kamu sekarang main perhitungan sama aku, kamu nggak ihklas membantu aku, itu maksudmu, Min?” tanyanya dengan sedikit emosi.

“Man, aku memang ihklas membantu kamu tetapi bukan berati kamu selalu mengatakan hal-hal yang kasar kepadaku!”

“Aku memang selama ini diam bukan berati aku lemah, tidak bisa melawan, tetapi untuk apa aku bertengkar dengan saudaraku sendiri?”

“Aku nggak tahu kapan kamu kan bisa mengubah jalan pikirmu, tetapi aku yakin suatu hari nanti kamu bisa mengerti artinya hidup sesungguhny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status