Share

Part 19 Hutang Budi

Agus berjingkat kaget. Nuraini memperhatikan serpihan-serpihan kertas yang berada di dalam kloset dengan kening berkerut.

"Kertas apa itu?" tanya Nur lagi.

"Eh, bukan apa-apa, Nur. Kertas nggak penting," jawab Agus gugup, lalu menekan tombol kloset.

Kini perhatian Nur beralih pada suaminya. Dia yakin, ada hal penting yang disembunyikan oleh Agus. Apalagi wajah laki-laki itu terlihat murung dan sembab. Kalau tidak penting kenapa buangnya di kloset? Nur hanya bisa membatin.

Nuraini mengangkat tangan, memegang wajah suaminya. "Mas menangis? Ada apa ini? Apa ada sesuatu yang serius dengan Ibuk, Mas?" cecarnya khawatir.

Agustus menggeleng dan menepis pelan tangan sang istri. Dia juga tidak berani membalas tatapan mata wanita itu. Agus bergegas keluar dari kamar mandi. Nuraini yang masih penasaran mengekor.

"Kita siap-siap pulang, Nur," Agus segera mengambil baju-bajunya.

"Mas, sebenarnya kenapa dengan Ibuk?" tanya Nur sambil memegang lengan sang suami sehingga Agus menghentikan kegiatann
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status