Share

Bab 26. Malu bukan main.

Shaka tentu tidak mengizinkan Kinan naik taksi ke kampus. Berangkat bersama akan menjadi rutinitasnya dan Kinan kalau gadis itu harus menghadiri kelas pagi. Meskipun kuliah siang, Kinan harus diantar dan dijemput oleh Pak Noto.

"Masih ngambek, nih?" tanya Shaka saat di perjalanan. Dia lihat Kinan hanya diam saja. Sebenarnya, Kinan memang selalu seperti itu. Namun, rasanya belum puas kalau dia belum menggoda gadis itu.

"Siapa yang ngambek sih, Mas?"

"Ya kamu lah, masa Pak Noto?" Pria paruh baya yang sedang fokus mengemudi terkiki. Namun segera saja dia menutup mulutnya.

"Saya nggak ngambek. Lagian masalah saya apa kok ngambek?" elak Kinan.

"Ya udah lah kalau nggak mau ngaku." Kinan mendesis. Kenapa dengan Shaka ini. Sepertinya ingin sekali Kinan mengakui sesuatu. Mendadak dada Kinan berdebar saat mengingat sesuatu. Semalam perasaan dia tertidur dengan ponsel yang masih dia pegang. Tapi saat bangun pagi tadi, ponselnya sudah ada di nakas. Berarti Shaka yang memindahkannya. Yang memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status