Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai

Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai

By:  Almiftiafay  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 ratings
18Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Selain untuk memenuhi wasiat, Eve Laura Maldhiaz menerima pinangan seorang pria bernama Jake Ganzano Heizt sebagai bentuk tanggung jawab pria itu setelah membuatnya mengalami kecacatan kaki pasca kecelakaan. Dua tahun bertahan dalam pernikahan nyatanya tidak membuat Laura bisa diterima oleh Jake ataupun keluarganya. Ia masih saja dibenci dan tidak direstui.  Suatu hari, cinta pertama Jake yang telah lama menghilang tiba-tiba hadir dan memperkeruh keadaan. Di tengah gejolak itu, kondisi Laura memburuk.  Menghadapi banyak tekanan, ia memutuskan untuk mundur dan meminta sebuah perceraian. Awalnya Jake mengira itu hanyalah sebuah bentuk cemburu nan kekanakan Laura. Tetapi saat mengetahui Laura bersikeras melepaskan diri darinya, barulah Jake sadar bahwa selama ini Laura menderita. Sejak hari itu Jake bertekad mempertahankan pernikahannya.  Sayangnya … semua sudah terlambat. IG @almiftiafay

View More
Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Zhen Zhen
hah blom up lgi
2024-05-27 12:40:13
0
user avatar
C Lakcmy Untari
nabung dulu ya biar lega baca nya karena kak almy iisshh bagus pokoknya alurnya yg roller coaster dan selalu ada kejutan dan seru yg pasti jaga kesehatan n tetap semangat ye kak, luvv...️
2024-05-25 21:00:38
0
user avatar
Dwi Nur Fatimah
selamat untuk novel br nya kak almi ......
2024-05-25 18:58:52
0
default avatar
Eva
Udah nggak di ragukan lagi kalau kak almi yang buat pasti ceritanya bikin readers naik turun emosinya, di guncang emosi, di kasih yang manis manis di guncang lagi, gitu lah pokoknya. Suka banget sama nove novel nya
2024-05-25 18:10:38
0
user avatar
Diahayu Aristiani
cerita yg pastinya bikin hati deg degan tiap bab nya.
2024-05-25 13:04:41
0
user avatar
Aya Melodi Agrifina
baru kali ini baca novelnya kak Almy oleng kiri kanan hahaha... good job untuk buku barunya,semoga makin sukses......
2024-05-25 12:49:45
0
user avatar
Christy Lino
Ceritanx saaaaaangaat mngguncang emosi,..pilihan kata yg keren & alur yg sangat bkin hati gk karuan, yg pasti akan mnemani hari2 aq........ thx Almiftiafay utk cerita baru ini aku suuuuuukaa bangettt ............
2024-05-17 15:42:50
0
user avatar
Almiftiafay
selamat datang di buku baru Ochin ... jangan lupa bintang lima dan jika kakak-kakak berkenan tinggalkan komentar dan ulasan ya ... follow 1nst4gram othor @almiftiafay ...️ tencuuuuu
2024-05-16 19:26:38
2
18 Chapters
1. Istri Cacat
“Lihat si pincang itu! Suaminya sedang bersama wanita lain, tapi dia tidak bisa melakukan apapun!”Laura, yang saat ini sedang berada di pesta anniversary mertuanya, tersentak saat mendengar bisikan dari arah belakangnya. Ia segera meraih alat bantu jalan berjenis elbow crutch di samping kursi saat matanya menangkap sosok pria tinggi menjulang yang mengenakan setelan jas hitam di tengah pesta. Pria itu tengah berdiri di depan seorang wanita berambut panjang yang tampak anggun. Itu adalah suaminya, Jake, bersama dengan mantan kekasihnya, Fidel. “Apa kabar, Fi?” “Baik, Jake. Kamu sendiri bagaimana?” tanya Fidel dengan nada manja.“Baik juga.”Suara Jake terdengar manis di telinga Laura saat bertanya pada Fidel, sangat berbeda dengan nada dingin yang selalu ditujukan kepada dirinya. Keduanya memang pernah menjalin hubungan istimewa, sebelum Fidel pergi ke luar negeri saat mengetahui bahwa Jake menikahi Laura untuk memenuhi wasiat kakeknya, sekaligus sebagai bentuk tanggung jawab ka
Read more
2. Cinta Pertama Suamiku
Puas melampiaskan emosi, ibu Laura mendelik ke arah sang putri dengan ekspresi keji. “Kalau sampai kamu diceraikan karena mandul, aku tidak sudi lagi menganggapmu sebagai anak!”Kaki berbalut stiletto milik ibunya melangkah pergi setelah membuat Laura jatuh. Ia menatap elbow crutch miliknya yang untungnya hanya tergores sedikit.Dengan tangan kebas ia berusaha meraihnya, mengabaikan pandangan anggota keluarga yang hanya menjadi penonton saat ia berjuang seorang diri hanya untuk menegakkan tubuhnya.“Kamu baik-baik saja?” tanya sebuah suara dari sebelah kanannya. Saat Laura menoleh, ia menjumpai seorang pria yang menatapnya dengan wajah yang tampak cemas.Mungkin karena Laura hanya terdiam, pria tinggi menjulang yang mengenakan setelan jas hitam itu bergegas mendekat padanya dengan seulas senyum.“Izinkan aku membantumu, Nona.” Meski sepasang mata pria itu tampak seperti serigala, tetapi suaranya terdengar hangat.Kakinya yang panjang merendah dalam hitungan detik ketika ia berlutut
Read more
3. Program Hamil
“Jake, maksudku—” Laura berhenti bicara saat Jake berjalan meninggalkannya begitu saja. “Jake!” panggil Laura lagi sambil berusaha mengimbangi langkah suaminya, tetapi tidak bisa. Punggung bidang Jake menghilang di balik pintu kamar yang tertutup dengan sedikit kasar. Laura menghela napas pasrah, tidak lagi berusaha mengejar pria itu. Jake pasti telah salah paham atas ucapan putus asa Laura, dan menganggapnya tak berusaha lebih keras agar mereka memiliki anak.Dengan kaki yang melangkah tertatih-tatih, Laura berjalan menuju ruang makan. Melepas tongkat sikunya, seorang perempuan yang berusia beberapa tahun lebih tua darinya datang menghampiri.“Selamat pagi, Nona Laura.”“Pagi, Tania,” balasnya pada gadis berambut sebahu itu. “Mau makan sekarang?” tawarnya sopan.“Boleh.”“Akan saya ambilkan sebentar.”“Untukku saja, Jake sudah pergi.”“Baik, Nona.”Laura melihat kepergian Tania, gadis yang dulunya bekerja untuk Ammar, kakeknya Jake. Setelah Ammar wafat, gadis itu pindah ke sini k
Read more
4. Tuan Jake, Nyonya Laura Ingin Bercerai
“Apa maksud Tante aku harus menjadi istrinya Jake?” tanya Fidel dengan sepasang matanya yang membola tak percaya saat menatap Alina.Laura menjumpai penolakan terlukis dari cara Fidel bertanya, terkejut dengan keputusan tiba-tiba tersebut.Alina mengalihkan tatapannya dari sang menantu, lalu memandang Fidel dengan seulas senyum yang terlihat keibuan. Sangat berbeda dengan caranya berucap pada Laura.“Sekalipun kamu adalah istri kedua Jake, percayalah kamu jauh lebih istimewa daripada Laura yang pincang dan seperti benalu bagi keluarga Heizt.”Sepertinya, Alina tak sudi lagi memandang Laura. Ia pergi begitu saja meninggalkan ruang tamu, tidak memberi Laura kesempatan untuk menerima atau menolak apa yang telah menjadi keputusannya.Laura mematung di tempat ia duduk, terlalu shock untuk bisa merangkai kata setelah apa yang ia dengar. Sedangkan Fidel tampak kebingungan di tempat ia duduk dan berusaha memanggil Alina, “Tante!”Namun, tidak ada jawaban dari wanita berambut sebahu itu. Lau
Read more
5. Di Antara Dua Pria
Dari tempat Laura berdiri di luar ruangan, ia melihat Jake yang menoleh ke arahnya. Manik mata mereka bertatapan selama beberapa saat sampai Laura melihat pria itu bangkit dari kursi dan berjalan ke arahnya.“Lelucon apa yang sedang kamu lakukan ini, Laura?” tanya Jake frontal. Sepasang alis lebatnya nyaris bertautan.Pria itu menoleh sekilas ke belakang pada Farren. Seolah itu adalah sebuah isyarat agar pemuda itu mengenyahkan dirinya. Farren beringsut pergi meninggalkan lantai lima belas, membiarkan ruangan itu sepenuhnya dimiliki oleh tuan dan nyonyanya.“Aku tidak sedang bercanda, Jake,” jawab Laura tanpa ragu.Jake satu langkah mendekat, mengikis jarak di antara mereka. “Kamu cemburu?” tanyanya. “Kamu cemburu pada Fidel makanya meminta cerai dariku?” lanjutnya, masih sukar memalingkan wajahnya.Bibir Laura mengatup rapat. Ia menatap pria tinggi menjulang di hadapannya ini dengan mata yang memanas. Batinnya dipenuhi kemelut sebelum akhirnya ia memberi jawaban.“Dengan bercerai,
Read more
6. Pisah Ranjang
Ketegangan terjadi di antara mereka, alih-alih menjawab Jake, yang dilakukan oleh pria yang namanya disebut sebagai Zafran itu justru sekali lagi menegaskan, “Jangan menghalangi jalanku, Jake! Tolong minggirlah!”Kalimatnya tegas dan penuh penekanan.Selama beberapa saat, Jake hanya bergeming. Laura menangkap hela napasnya yang terdengar berat melalui sudut matanya yang tidak berani menoleh pada siapapun. Tidak pada Jake, atau pada Zafran yang tengah menggendongnya.Ia hanya berani melirik pada Jake yang kemudian menoleh ke belakang. Sepertinya pria itu menyadari bahwa Zafran akan membawa Laura ke mobil yang sudah disiapkan oleh Han—sopir miliknya—di depan pintu lobi. Zafran melanjutkan langkahnya begitu Jake menyingkir.Ia menempatkan Laura duduk di kursi penumpang bagian belakang saat tiba di mobil.“Terima kasih,” ucap Laura canggung, menatap Zafran yang masih berdiri tak jauh darinya dan menyerahkan elbow crutch miliknya.“Sama-sama, Nona,” jawabnya teriring seulas senyum yang ha
Read more
7. Sentuhan Yang Tak Diinginkan
Laura tercenung di tempat ia duduk. Sepasang netranya menatap Jake dengan penuh tanya. ‘Apa maksudnya itu?’ gumam Laura dalam hati dengan bingung. ‘Apa dia mencoba menimpakan kesalahan agar aku yang seolah melakukan hubungan terlarang di belakangnya?’ Laura meraih pergelangan tangan Jake, ia mencoba melepaskan dirinya tetapi tak berhasil. Jake terlalu kuat meraih dagunya. Rahang tegas pria yang menunduk di hadapannya ini menggertak sebelum ia sekali lagi bertanya, “Sejak kapan kamu mengenal Zafran?” Wajah Laura pias. Laura tak mungkin mengatakan bahwa ia melihat pria itu sejak malam di pesta orang tua Jake. “Aku tidak mengenalnya,” jawab Laura, berusaha tenang. “Aku kebetulan berpapasan dengannya tadi sewaktu aku pergi dari ruanganmu.” Jake menatap Laura cukup lama, mendengus tidak puas dengan jawaban itu. “Benarkah?” “Iya,” jawabnya tegas. Jake kemudian menundukkan kepalanya, Laura melihat wajah mereka yang semakin dekat dan menyadari apa yang akan Jake lakukan.
Read more
8. 720 Hari Dalam Kesia-siaan
Laura tak menjawab panggilan Jake, tidak juga untuk menoleh ke belakang untuk beberapa saat.“Ada apa?” tanya Laura, menahan suara seraknya agar tak gemetar. “Kenapa kamu mengikutiku?”“Kamu lupa dengan obatmu,” jawab Jake setelah menarik tangannya dari bahu Laura. “Tania sudah menyiapkannya tadi, ini aku bawakan ke sini.”“Aku bisa meminumnya nanti. Taruh saja di atas meja!” tunjuk Laura sekilas pada meja yang tak jauh dari ranjang.Laura tidak menengok pada Jake sama sekali karena ia tak yakin darah yang ada di hidungnya tadi apakah masih tertinggal ataukah sudah hilang.‘Kenapa dia tidak cepat keluar?’ tanya Laura kesal pada Jake yang malah berdiri terpaku di belakangnya. Dan diamnya itu terasa mengganggu.“Ada lagi yang ingin kamu katakan?” Laura menoleh pada Jake, hanya menunjukkan sebagian kecil sisi samping wajahnya, untuk memastikan pria itu masih berdiri di belakangnya.“Tidak ada.”“Bisakah kamu meninggalkan aku sendirian?” Jake mendengus kesal, sepertinya karena tak ingin
Read more
9. Mantan Pacar Suami Di Rumahku
Dengan langkahnya yang tertatih-tatih, Laura memasuki kamar, tempat di mana ia bisa menyembunyikan dirinya agar tidak perlu bertemu dengan Jake. Dari sekarang, Laura akan menulikan telinganya, tidak peduli Jake akan kesal padanya atau apapun yang akan ia lakukan. “Hah ….” Ia mendesah saat duduk setelah mengunci pintu kamarnya agar Jake tidak masuk seperti semalam. Ia diam, menunduk memandang jari manis di tangannya, di mana di sana terdapat cincin pernikahannya dengan Jake yang kini mulai tak sakral lagi baginya. Laura melepasnya dan meletakkannya di atas meja. “Harusnya Jake juga melepasnya kalau dia ingin menikah dengan Fidel.” Ada apa dengan dirinya yang masih mempertahankan benda tidak berguna—cincin—itu di tangannya saat hadirnya saja telah menjadi simbol tanpa makna? Meski hatinya sakit, tetapi mata Laura tak bisa berbohong. Tanpa sadar cairan bening itu tiba-tiba membuat pandangannya berubah menjadi abu-abu. Ia merasa Jake sedang mempermainkannya dengan sengaja. “Seb
Read more
10. Kembalilah Ke Kamar Kita!
“Tidak mau!” sentak Laura, menarik tangannya dari genggaman Jake dengan sedikit kasar tetapi pria itu tidak membiarkannya lepas begitu saja. “Aku tidak sedang merengek,” lanjutnya. “Berhentilah mengatakan hal itu!” Laura memejamkan matanya, merasakan pergelangan tangannya yang sakit karena Jake meraihnya terlalu kuat. “Aku tidur di kamar ini karena aku ingin sendiri, Jake.” “Sendiri?” sahut Jake teriring rahang tegasnya yang menegang. “Pernikahan macam apa yang salah satu dari pasangannya ingin sendirian seperti yang sedang kamu lakukan ini?!” Nada bicaranya meninggi. Laura tertawa mendengar itu. Sedetik kemudian tawanya menghilang saat ia mengangkat wajahnya untuk kembali memandang Jake, “Ah, benar …” angguknya samar. “Aku bahkan hampir lupa kalau kamu tidak pernah membiarkan aku merasa sendirian.” “Kenapa kamu melakukan hal sesuka hatimu, Laura?” “Aku tidak seperti itu,” jawab Laura. “Aku ingin sendirian karena aku melakukan apa yang pernah kamu katakan kalau kamu tidak suka be
Read more
DMCA.com Protection Status