Share

BAB 22. Pasang SW jual tanah.

“Mas, aku butuh uang untuk modal jahitanku. Tolong usahakan ada, ya?” kataku pada Mas Arman. Aku sengaja membicarakan ini di depan ibu dan juga Reni, kami sedang sarapan. Hari ini Mas Arman gajian untuk yang ke dua kalinya semenjak dia kerja di kantor.

“Uang? 400 ribu rupiah kemarin sudah habis?” jawab Mas Arman. Aku tertawa mendengar jawabannya.

“Jangan boros-boros jadi istri, kamu juga, kan, jahit. Pakai saja uangmu untuk modal,” sahut ibu.

Brak!

Kugebarak meja hingga membuat semuanya kaget.

“Mas pikir pakai otak kamu, uang 400 ribu rupiah hanya cukup makan nasi dan lauk seadanya begini. Mana cukup untuk modal. Sedang kamu ngasih ke gundikmu ini 2 juta rupiah hanya untuk bayar angsuran kasur, meja rias, dan lemari. Itu namanya tidak adil! Kamu bilang mau adil, kan? Kamu harus bagi rata. Kalau tidak bisa juga maka lebih baik ceraikan aku. Tidak sudi aku punya suami seperti kamu. Lahir batin kamu menyiksaku. Dan untuk Ibu, 400 ribu rupiah dibilang boros? Ibu saja uang 400 ribu rupiah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status