Share

BAB 55. Bertengkar dengan Ika.

“Aah, ayangku, kamu pulangnya lama sekali sih, aku kan, kangen berat padamu,” teriak Ika dengan manjanya lalu memeluk bapak. Bapak menoleh pada kami. Mungkin karena merasa tidak enak pada kami bapak melepaskan pelukan Ika.

“Pak!” Kusalami bapak.

Ibu diam saja. Beliau menutup kembali pintu ruang jahitku lalu masuk kamar. Begitu pun Mas Arman. Dia langsung masuk lamar lagi tanpa mau bersalaman dulu dengan bapak.

Sepertinya bapak tidak mau ambil pusing. Beliau malah sibuk bercengkrama dengan Ika dan mengajak ngobrol anak mereka yang masih di perut Ika. Mengelus mesra perut Ika.

Aku yang melihat saja perih apa lagi ibu yang merasakannya juga. Tapi Kenapa ibu tidak juga sadar akan semua kesalahannya? Harusnya ibu bisa mengambil hikmah dari semua ini. Jika kuat bertahan dan berdamai, jika tidak lepaskanlah.

Kalau begini ceritanya ibu sama saja menyiksa hatinya sendiri. Anak-anak sudah besar. Mau mempertahankan apa lagi? Seusia ibu dan bapak harusnya bukan lagi memikirkan tentang cinta, tapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status