Share

90. Harus Baik-baik Saja

Rena segera berlari ke ruangan dokter Regant untuk memberitahukan suaminya menggerakkan tangan ke atas dan ke samping. Bahkan matanya berkedip seperti orang yang berusaha bangun dari tidur. Suara gumaman pun terdengar kembali.

”Dok, suami saya! Suami saya menggerakkan tangannya, dia juga berkedip!”

Rena terlalu antusias hingga tak memperdulikan jika dokter Regant tengah melakukan pertemuan dengan tamunya. Senyumnya memudar saat menyadari jika Rena tidak sopan, ia menunduk dan kembali membuka pintu.

”Mari, Bu Rena, akan saya lihat keadaan Pak Haris,” katanya.

Rena mengangguk canggung. ”Maaf, Dok.”

”Nggak pa-pa, ini ibu saya.”

Mereka berdua jalan saling beriringan menuju ruang ICU. Dokter Regant juga meminta 2 susternya untuk ikut. Sesampainya di dalam, mata Rena membesar, tubuhnya mematung karena suaminya membuka mata. Tanpa dipinta, air mata bening mengalir di pipi Rena, ia begitu terharu.

Dokter Regant memeriksa kondisi Haris dan tersenyum cerah ke arah Rena. ”Alhamdulillah, Bu, ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Irma Idris Ny Gani
ya Allah bikin nyesek banget ...... knp Haris harus meninggal?
goodnovel comment avatar
Syiffa Natasya
terima kasih, Kakak, sudah baca cerita ini sampai habis. untuk kekurangan dan alur yang tidak sesuai, saya minta maaf ya. ...
goodnovel comment avatar
Sri
G seru jadine kl c'haris'y meninggal... jd males bacane...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status