Share

Dilanda Penasaran

Tidak mungkin! Orang itu tidak mungkin Sutiyoso. Mana mau laki-laki bergaya borjouis seperti dia mau turun ke sawah. Tapi ... kalau benar yang mengobrol adalah si tua bangka, bisa terancam nasib keluargaku. Apalagi Pak Dewantara pernah berkata kalau Sutiyoso tidak segan-segan membunuh orang yang telah membuatnya kecewa.

Aku menutup mulut dengan sebelah tangan kanan. “Kamu kenapa, Lan?” Mas Bambang menatapku heran.

“Enggak kenapa-napa, Mas.” Mataku beralih kembali memandang Abah dengan laki-laki yang masih misterius itu.

“Sawah Abah Lalan yang mana?”

“Kita pulang saja, Mas. Perut Wulan tiba-tiba mules. Ingin buang air besar,” kataku penuh kebohongan. Biarlah, yang penting sekarang harus pulang dulu. Jangan sampai Abah memergoki kami lalu menyuruh menghampirinya.

Aku mempercepat langkah, berjalan lebih dahulu ketimbang Mas Bambang.

“Lan, tunggu! Jalannya cepat amat? Udah mules banget emang?” Mas Ambang berusaha mensejajarkan langkah. Aku menarik tangannya agar cepat-cepat tiba di ru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status