Share

Siapa Orang Itu?

Setibanya di Desa, Ambu menyambut kedatanganku dan Mas Bambang dengan wajah berseri. Jaka, Asep dan Ujang juga menyalami punggung tangan calon suamiku itu. Hanya Abah yang tidak ada di rumah. Kata Ambu, Abah masih di sawah.

Rasanya senang sekali mendengar Abah tidak lagi berpangku tangan di rumah. Sekarang Abah punya kegiatan. Menjaga dan merawat sawah yang setahun lalu kami beli.

“Abah teh sekarang rajin pisan, Neng. Tiap hari kerjaannya di sawah terus. Ada saja yang dia kerjain," ucap Ambu memuji Abah. Aku bahagia karena Ambu tidak membicarakan sifat buruk Abah lagi.

“ Syukur atuh, Ambu.”

Warga Desa yang sedang berlalu lalang mendadak berhenti. Memerhatikan aku dan Mas Bambang yang sengaja belum dipersilahkan masuk ke rumah oleh Ambu. Biar semua warga Desa tahu, kalau aku Wulandari bukan lagi perawan tua seperti yang digembar-gemborkan oleh si Minah.

Sebenarnya syarat yang Ambu ajukan untuk menjadi calon suamiku tidaklah berat.

“Ambu mah teu muluk-muluk neangan mantu. Nu penting ca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status