Share

Rekaman

Tiba-tiba sebuah ide melintas dalam pikiran. Aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Lalu merekam pembicaraan dua lelaki tua tersebut.

“Kapan kau taubat, Yos? Kita ini sudah tua. Tak elok bicara soal gituan.” Perkataan yang dilontarkan Pak Dewa ditanggapi gelak tawa.

Sutiyoso terbahak. Gelak tawanya seperti orang yang kesurupan Jin Iprit. Dasar iblis tua!

“Dari dulu kau ini terlalu polos, Dewa. Untuk kesekian kalinya aku sarankan,” Perkataan bandot tua terjeda. Lalu, "Sekali-kali kau cicipi rasanya perawan,” Sangat pelan suara Sutiyoso, hingga aku menempelkan telinga di pintu toilet. “Rasanya itu ... gurih-gurih enyooooyyy ..... Hahahaha.”

Sutiyoso kamprett!!

Aku menggeram di bilik toilet, ingin kucabik-cabik wajah tuanya. Mengebiri kelelakiannya hingga tidak ada lagi yang dia banggakan!

Mungkin suatu saat nanti keinginan itu akan terjadi.

Cih!! Perkasa sebab obat kuat saja bangga. Dasar tidak tahu malu! Tidak tahu diri!

“Kau ini sudah menjadi budak nafsu, Yos! Kalau sudah ketemu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status