Share

36. Serina yang Rapuh

Ketegangan semakin memuncak. Tak ada satu pun di antara mereka yang berniat menyurutkan adu tatap yang sengit itu.

Dari dalam rumah, Tanjung buru-buru datang dengan dasi yang belum terpasang sempurna dan lengan kemeja yang tidak terkancing. Buru-buru ia menghampiri teras yang berantakan itu. Dilihatnya kaki Serina yang tertimpa pecahan mangkuk dan makanan yang masih mengepul.

“Apa-apaan ini?!”

Tanjung segera menyingkirkan makanan panas dan pecahan mangkuk pada kaki Serina, lalu kembali berdiri menatap nyalang Narumi. “Apa lagi yang Ibu lakukan?!”

Narumi bersedekap angkuh. “Urus perempuan tidak tahu diri ini. Apa yang dia lakukan pagi ini sudah mencerminkan dari mana dia berasal. Itu yang kau makan setiap hari sebelum datang ke sini?”

Tanjung mengikuti arah pandang Narumi yang menunduk menatap remeh makanan yang terbuang di bawah kakinya.

“Jangan mengotori rumahku dengan makanan sampah seperti itu.” Mata Narumi kembali menyorot Serina. “Dan jangan samakan aku dengan ibumu yang memberi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status